Part 6

2.3K 234 5
                                    

Holla aku up lagi nih💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian🌟
Okay langsung aja, happy reading guys!!
-
-
-
-

Bunyi deru motor yang kian memekakkan telinga itu membuat Agatha merasa semakin kalut saat ini.

Baby blue, untuk kali ini aja, gue mohon kerjasamanya

Tapi sepertinya nasib buruk tengah berpihak kepada Agatha, karena dengan tiba-tiba—alias tak ada angin tak ada hujan—mobil mahal milik Prilly mendadak ban nya bocor.

Astaga! Ini gue yakin sih kalo diem-diem si penulis punya dendam kesumat sama gue! Bangke emang tuh penulis!

Dok dokk dokk

"Keluar!" Jika kalian mengira bahwa yang mengejar Agatha adalah geng Andra, maka kalian salah besar. Karena faktanya, setelah Agatha terbebas dari kejaran geng si male lead, dia malah terjebak oleh kejaran geng motor bringas lainnya.

Poor you Agatha! Kayaknya emang gue gakda bakat jadi antagonis.

"Keluar atau gue pecahin nih kaca!" Teriakan lantang lelaki dengan masker hitam itu, sontak saja membuat Agatha terlonjak kaget.

"Alan, mana sih kontak tu bocah," gumam Agatha frustasi seraya mengetikkan nama cowok itu di search kontaknya.

"Angkat pliss angkat," panik Prilly seraya menggigit bibir bagian bawahnya.

"Halo Prill?" Tepat saat Alan mengangkat panggilannya bunyi kaca yang di pecah dengan tiba-tiba memekakkan telinga Agatha. 

Pyarrr~

"Awshh." Agatha nampak meringis pelan seraya mengusap darah yang merembes keluar dari wajahnya akibat terkena serpihan kaca mobilnya itu.

"Lan tolong gue!"

"Lo kenapa Prill? Siapa yang berani cari masalah sama lo?"

"Geng motor dengan tatto elang di kirinya." Tepat saat Agatha melontarkan kalimat itu, lelaki dengan masker hitam yang melekat di wajahnya, tiba-tiba saja sudah menghempaskan ponsel yang Agatha genggam saat ini.

"Siapa suruh lo telepon bantuan?!" Ujarnya nyalang seraya menarik paksa Agatha keluar dari mobil setelah kawanan mereka berhasil membuka paksa pintu mobil Prilly—iya bener kan mobil itu milik Prilly bukan milik Agatha atau lebih tepatnya Agatha hanya numpang raga dan fasilitas di sini.

"Ayoo cepetan jalannya! Cih, ketua geng kok lemah?" Ucapan remeh lelaki itu, sontak saja membuat Agatha naik pitam.

Agatha yang sudah terbawa emosi, akhirnya dengan nekat menyerang gerombolan geng tersebut tanpa pikir panjang. Bahkan sejenak dirinya melupakan jika geng itu membawa senjata tajam yang kapan saja bisa membahayakan nyawanya.

Bughhh bughhh

"Brengsek!"

Dan setelah kata umpatan itu terlontar dari seorang laki-laki yang menyeretnya tersebut, maka pada detik itu juga pertarungan antara Agatha dan gerombolan geng tersebut di mulai.

Bughhh bughhh

"Sh*t!" Umpat Agatha seraya menghapus kasar darah di sudut bibirnya.

Bughhh

Beberapa kali Agatha mendapatkan bogeman pada kaki, wajah, serta tangannya. Namun semua itu, sama sekali tak membuat gadis itu menyerah pada pertahanannya.

Hingga tanpa disadarinya seseorang laki-laki menghantamkan sebuah balok kayu ukuran besar pada bagian belakang kepala gadis itu, hingga penglihatannya kini mulai menggelap secara berangsur-angsur.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang