Part 28

803 112 94
                                    

Haii, masih adakah yang menunggu story ini?
Maafin baru sempet up sekarang🥲
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian🔥
-
-
-


‼️16+‼️

Dengan perpaduan setelan yang terkesan kasual, kedua insan itu tampak memasuki pusat mall di ibukota. Berbanding terbalik dengan Selena yang tampak antusias, Sean justru memperlihatkan wajah datarnya seraya mengekor di belakang Selena.

"Om, mau Playzone!" Mata Selena tampak berbinar melihat ke arah playzone yang cukup ramai pengunjung itu.

Sean melirik sekilas sebelum kembali menggeser layar ponselnya. "Kita makan dulu," ucapan Sean membuat Selana memberengut kesal.

"Opsinya hanya ya, jadi bagaimana?" Tanya Sean saat melihat gerak-gerik akting memelas gadis itu.

Selena mendengus kesal. "Yaa."

"Good girl," ucap lelaki itu santai seraya mengacak pelan rambut gadis itu.

Sean menggandeng lembut lengan Selena, kakinya ia arahkan menuju sebuah restoran Jepang. Bukan tanpa alasan dirinya mengajak gadis itu kesana, karena pada dasarnya Selena yang pecinta sushi, lelaki itu yakin sebentar lagi mood gadis itu akan kembali membaik.

And see! Baru saja mereka masuk, mata Selena sudah kembali berbinar. Dengan sedikit berlari Selena mengarahkan kakinya menuju sebuah arena makan anak kecil.

Wait? What?!

Sebuah meja dimana di tengahnya terdapat mainan kereta api yang melaju untuk mengantarkan pesanannya.

Dan kebanyakan yang duduk di daerah itu adalah pasangan muda dengan anak mereka.

How old am I?

"Selena!"

Selena menoleh dengan cengiran jahilnya. "Yes, daddy?"

What the f—

"Kamu bilang apa barusan?"

Selena menaikkan sebelah alisnya."Yang mana? Daddy?"

"Perlukah saya menyuruh perusahaan itu untuk memblacklist datamu dari aplikasi yang baru saja kamu download minggu lalu itu?" Pertanyaan lelaki itu membuat Selena melotot kaget.

Dia tahu darimana? Anjir! Minggu lalu gue baru aja download aplikasi oren. Mana story gue juga isinya astagaa! Cerita om-om CEO semua.

"Ekhem, aplikasi apa ya Om? Maaf saya tidak paham," elak gadis itu santai.

"Watt—"

Selena menyela cepat, berusaha mengalihkan topik yang bisa mengancam dirinya. "Om ayo makan, Selena laper banget sumpah!"

"Pindah tempat?" Tawar Sean.

Selena menggeleng kekeuh. "Gak mau! Disini aja! Selena udah pe-we!" Protesnya dengan menekankan kata di akhir kalimat.

Dengan terpaksa Sean mengalah. Lelaki berpostur badan tinggi dan tegap itu tampak mendudukkan dirinya di depan Selena. Matanya ia edarkan ke sekeliling restoran sebelum menutupinya dengan buku bacaan yang tersedia di hadapannya.

Selena menyipit saat Sean hanya membolak-balik halaman buku sedaritadi. "Om jadi pesen gak?"

"Udah saya pesen," ucapnya santai yang membuat Selena mengerjap bingung.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang