Part 29

726 98 48
                                    

Hai nopik up lagi
Hope u enjoy this part
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
-
-
-
-


Agatha tersentak kaget mendengar keributan yang tercipta di luar sana, membuatnya reflek terbangun dari tidur.

"Anjirr! Bisa-bisanya lo ketiduran Tha, Tha!" Makinya tak habis pikir.

"Kayaknya gue perlu nonton drakor dulu baru ni mata kuat melek."

Gadis itu bangkit dari duduknya, ia tampak berjalan menuju pintu keluar. Samar-samar Agatha dapat mendengar suara deru motor yang beradu satu sama lain.

"Keluar, nggak? Keluar? Arghh, shit! I hate this thought."

Agatha menghela napasnya kasar. "Kayaknya udah pergi gaksi? Gue cuma denger grasak grusuk gengnya Andra."

Dengan tekad bulat, Agatha tampak memasukkan password kode pintu rahasia tersebut.

Tepat saat itu juga, Agatha membeku ditempatnya.

"What the hell?!"

Agatha terkesiap, dirinya segera berlari menuju ke arah bawah meja dapur. "Om Sean ada disitu juga?"

Dorr

Agatha terjengkit kaget saat sebuah peluru lolos dari salah satu pelatuk lawan. "Si bajingan keliatan banget cuma ngincer Andra sama si Sean."

Agatha beranjak menuju balik tembok, ia mengarahkan senjata yang digunakan tepat pada kaki Darren.

Dalam sekali tarikan peluru tadi tampak melesat kencang tepat mengenai bagian betis Darren.

"F*ck! Siapa yang lakuin!"

Agatha tersenyum sinis dari balik tembok. Dirinya berjalan dengan santai menuju meja makan yang dapat terlihat dengan jelas dari ruang tamu.

Sekali lagi gadis itu tampak memberikan sebuah tembakan peringatan kepada kubu lawan. "Gue, kenapa? Do you have a problem with that?"

"Lo!"

Agatha terkekeh sinis. "Iya kenapa? Jangan terpesona gitu deh, ntar pawang gue ngamuk. Lo kena terkam lagi."

"Pawang lo siapa? Andra heh?"

"Ohh baby, no baby, you got me all wrong baby. My baby is Giovani Anendra," nyanyi Agatha dengan santai.

"Teruntuk mbak Cheryl tolong maafkan kekhilafan saya."

Darren tersenyum puas. "Sekarang lo udah alih profesi, b*tch?"

Agatha beranjak sembari menuang segelas air dan meminumnya hingga tandas. "Oh beneran? Gue sehebat itu? Gak sia-sia juga gue berguru sama adek lo yang udah lihai masalah dunia kupu-kupu."

Rahang Darren mengeras. Tangannya terkepal kuat menggenggam pistol yang di bawanya. "Tangkap gadis itu sekarang!"

"Heh lha kok ngamok," ucap Agatha seraya berlari menuju lantai atas kamarnya.

"Ni ntar gue juga mau kek gitu ke adek lo tapi– huh bingung gue, manggilnya apean? Masak gini, HEY TANGKAP MBAK YANG UDAH GAK TING TING ITU, ups keceplosan," pekik Agatha mengolok di sela-sela larinya.

Sesampainya di lantai dua, Agatha dengan cepat menarik knop pintu dan menguncinya. Dari bawah sana Agatha dapat mendengar bunyi baku hantam dan peluru yang terdengar sahut menyahut.

"Woy cupu!" Agatha tidak kaget, dirinya justru telah memperkirakan hal ini bakal terjadi.

"Agatha Yovanka, bener itu nama lo?"

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang