Part 34

535 68 56
                                    

"Tatha."

Gadis itu menoleh dengan sebelah alis terangkat. "Kenapa?"

"Kaki lo bisa jalan kan?"

Dahi Agatha mengernyit sebelum beberapa detik kemudian mendengkus pelan. "Kemana?"

Andra menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Jawaban lo harusnya 'bisa' dulu tadi."

"Ya kan gue peka, gak kayak lo," kata gadis itu sebelum beranjak dari tempatnya duduk.

Andra melipat kedua tangannya di dada. "Wherever you want."

Gadis itu kembali terduduk dengan telunjuk yang ia tempelkan pada dagu. "Hmm, gue ada, satu tempat yang pengen banget gue datengin, but.."

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya bertanya. "Tapi apa?"

"I'm not sure you want to go there."

Andra mengerjap. "Kenapa lo yakin banget kalo gue gak bakal mau kesana?"

"Pasar malam. Are you sure?"

Lelaki itu memejamkan matanya selama beberapa saat. "Ya. Ayo kesana!"

"Really? Lo gak salah minum obat kan, Ndra?" Tanya gadis itu tak yakin.

Andra terkekeh pelan. "Iya, bakpao! Gak salah minum obat gue, kan lo yang mastiin sendiri." Gemasnya seraya menangkup kedua pipi chubby Agatha.

"Andra!"

"Ayo!"

Agatha menyela cepat. "Tapi gue belom ganti baju!"

Agatha mendengkus melihat penampilannya dari pantulan kaca di depannya.

"Cute, gak ada yang perlu dibenerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cute, gak ada yang perlu dibenerin. Kenapa mau ganti? Mau tebar pesona sama siapa lo disana?" Cerca Andra yang membuat Agatha mengerjapkan matanya.

"Kenapa, ada masalah kalo gue mau tebar pesona?"

"Ada! Dan gak akan gue ijinin," tegas lelaki itu yang membuat Agatha berdecak.

"Ayo cepet, gak usah lelet kayak siput. Atau lo perlu gue gendong?"

Agatha merotasikan matanya malas. "Gak minat!"

******

Gemerlap lampu menyambut mata Agatha saat pertama kali mereka sampai di depan pintu masuk. Agatha tersenyum mendengar riuh keramaian membaur di tengah-tengah puluhan orang. "Huh, lo liat? Suasananya lebih bagus disini daripada di mall kan?"

Andra berdecih. "Better katanya?"

Tanpa berkata-kata lagi, gadis itu dengan segera menggandeng Andra. Berjalan cepat dengan antusias mengitari satu persatu stand permainan disana.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang