Haii! Nopik up lagi nih🔥
Hope u enjoy this part💖
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian⭐
-
-
-
-
-Melangkahkan kakinya menaiki sebuah anak tangga, Agatha menatap kagum ke arah pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang tampak bergemerlap di kegelapan malam.
Letih.
Jujur saja, Agatha ingin kembali ke kehidupannya yang lama. Disini terlalu asing dan rumit. Tapi dalam hati kecilnya Agatha sama sekali tidak dapat berbohong jika dirinya mulai nyaman berada di dunia fana ini.
Apalagi disini juga ada Alana, sahabatnya yang paling bobrok. Lagian Agatha juga tidak menyangkal kalau saja dirinya mulai penasaran dengan ending dari cerita di novel ini.
Baru hendak berbalik, seseorang telah lebih dulu berada di belakangnya, hingga membuat jidatnya terkantuk oleh sesuatu yang keras. "Awshh, lo gimana sih jalannya!" Omel Agatha seraya mengusap pelan jidatnya.
"Galak amat adik ipar."
Agatha merutuk dalam hati.
Kenapa setiap dirinya ingin berada di suasana tenang sebentar, pasti ada aja problem yang bakal dirinya hadapi, seperti sekarang ini. Bertemu dengan kembarannya tidak menutup kemungkinan kalau bakal ada si iblis juga di daerah sini.
Ck, kebiasaan penulis!
"Ngapain lo disini?!" Sinis Agatha yang justru membuat Nata terkekeh pelan.
"Sinis amat si Tha, apa perlu gue panggilin Andra biar lo jinak?"
Agatha mendengus. "Jangan coba-coba!" Desisnya tak suka.
Agatha yang dasarnya tidak ingin berurusan dengan si kembar, lantas bergegas pergi menuju luar resto tanpa jadi memesan satupun makanan.
Nata yang melihat mood buruk Agatha hanya dapat menghela napas kasar. "Ck, gak adek gue gak ceweknya, kelakuannya sama-sama aneh."
"Ngapain lo disini?" Pertanyaan yang tiba-tiba itu sontak membuat Nata mengelus dadanya sabar.
See! Pertanyaan aja samaan. "Gue abis ketemu adik ipar."
Mata Andra menyipit. "Maksud lo?"
"Agatha, dia tadi di—"
"Sekarang dimana?" Sela Andra tanpa mendengar penjelasan Nata hingga selesai.
"Udah pergi," jawabnya malas.
Belum sempat Nata bertanya lebih lanjut, Andra tampak berbalik arah dengan membawa jaketnya yang tadi disampirkan di kursi sebelahnya. "Etdahh tu bocah berdua, gue heran keliatannya aja musuhan tapi endingnya peduli juga, ckk."
*****
Tin tinn tinnn
Agatha berjalan semakin menepi kala sebuah mobil mengklakson ke arahnya.
"Masuk!"
Agatha menyipit memastikan penglihatannya kali ini salah, tapi harapan hanyalah sekadar harapan. "Gak perlu!"
"Gue gak terima penolakan! Buru masuk atau perlu gue paksa pake cara gue?"
"Ck, iya-iya! Bawel banget sih lo!" Ucap Agatha setengah mengalah.
"Makan apa?" Tanya Andra tanpa melirik ke arah Agatha sedikitpun.
"Hah?"
"Oke, nasi goreng."
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call Me the Antagonist [END]
Fantasy©: Story by nopnop "Tha, baca novel ini yok! Gue kepo sama ceritanya sumpah," Ucap Alana yang membuat Agatha terdiam. Sebuah lontaran kalimat membuat nasib mereka dipertaruhkan. They call me the antagonist adalah sebuah cerita yang mengisahkan tenta...