Happy reading 🍃
Derap langkah tergesa seseorang membuat orang-orang disekitarnya menatap kesal ke arahnya. Ya kalau aja jalannya bener pasti di cuekkin tapi masalahnya gadis mungil berambut silver itu beberapa kali terlihat menabrak orang-orang yang tengah berlalu lalang.
"Aliandra Zavier, dimana ruangannya?" Pertanyaan yang terkesan sinis itu membuat resepsionis tampak menatap penuh permusuhan ke arahnya.
"Adik sudah membuat janji?" Tanyanya penuh penekanan.
Agatha memutar bola matanya jengah. "Belum."
"Kalau begitu silakan, adik tau pintu keluar kantor dimana kan?"
Agatha mendelik tajam. "Tante, bisa telepon bosnya dulu gak? Bilang ke Andra, Agatha Yovanka pacarnya lagi nunggu di bawah," sindir Agatha penuh penekanan.
"Tidak bisa! Adik belum membuat janji, jadi silakan keluar," kekeuh sang resepsionis yang membuat Agatha berdecak tak suka.
Agatha yang sudah muak dengan wanita di hadapannya lantas merogoh ponsel barunya di saku. "Halo."
"..."
"Gue di bawah."
"...."
"Gue gak dibolehin masuk!"
"...."
"Gue tunggu."
Agatha berbalik, menatap sinis ke arah resepsionis yang terlihat gugup di hadapannya. "Panik gak? Panik gak? Paniklah masak nggak," ledek Agatha yang membuat tangan resepsionis tersebut mengepal kuat.
"Kenapa?" Suara bariton di belakangnya membuat Agatha menampilkan senyum seringai.
"Mau saran gak Ndra?" Andra menatap Agatha dengan sebelah alis terangkat.
"Karyawan lo yang satu ini kualitasnya jelek! Gak ada ramah-ramah nya sama sekali, mana kerjanya mageran," komentar Agatha blak-blakan.
Resepsionis di hadapannya tampak pucat pasi mendengar aduan dari bocah di hadapannya. "Sir, saya tidak seperti—"
"Cukup! Kamu sudah mendengar apa yang pacar saya bilang? Nanti minta gaji terakhir kamu ke HRD," ucap Andra dengan tetap mempertahankan ekspresi datarnya.
"Ayo," ajak Andra seraya merengkuh pinggang Agatha.
Dan jangan lupakan, yang namanya bocah ya tetep aja bocah. Seakan belum puas meledek, Agatha menolehkan kepalanya kembali seraya memeletkan lidah tanda kemenangan yang dicapainya.
"Lepas!" Sentak Agatha setelah mereka sampai di ruang kerja Andra.
"Gue kesini cuma mau minta hp gue balik! Dan, apus foto yang lo upload di instagram gue! Cepetan."
Andra menyeringai. "Kalau gue gak mau? Dan untuk masalah foto, bukannya lo bisa hapus sendiri di hp baru lo itu?" Sindiran tersebut membuat Agatha mematung di tempatnya.
Anjing! Gue mana tau password akunnya si Prilly! Di novel pake gak dijelasin lagi.
Agatha tampak berdehem untuk menetralkan kegugupannya. "Gu-e lupa! Makanya sini balikin! Lo kenapa si? Suka sama hp nya? Ntar gue beliin sepabrik-pabriknya, tapi balikkin dulu punya gue," nego Agatha.
Andra melangkah maju ke arah Agatha yang tengah terduduk di sofa miliknya. Tubuh tingginya terlihat sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya dengan gadisnya itu. "Sayangnya, gue gak mau ngasih," ucapnya seraya menepuk pelan kepala Agatha.
Agatha mendelik kesal. "Mau lo apasih sebenernya?! Dari awal gue kan udah bilang gue gak akan ganggu lo lagi, harusnya udah clear dong! Terus kenapa lo malah yang jadi ngusik gue?" Protes Agatha tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call Me the Antagonist [END]
Fantasy©: Story by nopnop "Tha, baca novel ini yok! Gue kepo sama ceritanya sumpah," Ucap Alana yang membuat Agatha terdiam. Sebuah lontaran kalimat membuat nasib mereka dipertaruhkan. They call me the antagonist adalah sebuah cerita yang mengisahkan tenta...