Part 19

1K 126 41
                                    

Happy reading 🍃
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
⭐⭐⭐⭐

Seminggu berlalu membuat Agatha kian gusar melihat tingkah Andra yang semakin menjadi-jadi tiap harinya. Baru kali ini Agatha berharap agar dirinya bisa segera kembali bersekolah lagi.

Hari Minggu adalah hari yang seharusnya digunakan kebanyakan atau bahkan hampir seluruh orang untuk bersantai atau menghabiskan waktu bersama keluarga sebagai bentuk melepas penat setelah seminggu penuh bekerja.

Namun faktanya keadaan itu tidak berlaku bagi seorang Agatha Yovanka. Baru saja dirinya menikmati secangkir vanilla latte kesukaannya, sebuah dorongan kasar pada daun pintu membuatnya terjengkit kaget. Hampir aja dirinya reflek mengeluarkan suara aslinya.

Agatha segera merubah wajahnya menjadi ekspresi datar, seraya beranjak dari duduknya. "Ada yang bisa saya bantu, tuan Andra?"

Andra berjalan mendekat ke arah sofa, seraya mendudukkan dirinya disana dengan santai. "Udah sejauh mana lo cari keberadaan Agatha?"

Agatha berdehem. "Saya sudah menemukan lokasi terakhir yang nona Agatha kunjungi, tuan."

"Kasih ke gue sekarang infonya,"ucap Andra.

Agatha mengangguk pelan. "Biar saya ambilkan datanya dulu, tuan."

Baru beberapa langkah Agatha berjalan, Andra tampak beranjak dari duduknya. "Lo taruh dimana?"

Tepat saat pertanyaan itu meluncur dari bibir Andra, tubuh Agatha tampak mematung kaku di tempatnya.

Tolong jangan bilang kalimat keramat, gue yang bakal kesana.

"Gue gak suka ngulang pertanyaan sampe dua kali," sindiran itu sontak membuat Agatha tersadar dari lamunannya.

"Kamar saya, tuan."

"Cepat bawa kesini!"

Mendengar hal itu, Agatha terlihat dapat bernapas dengan lega saat ini. "Baik tuan."

Agatha yang baru saja mengambil iPad miliknya tampak berjalan terburu-buru menuju tempat Andra duduk. "Ini rekaman cctv terakhir yang menangkap wajah Agatha dan sahabatnya tepat sebelum mereka menghilang, tuan," jelas Agatha yang membuat mata Andra menyipit tajam.

Andra terdiam menatap ke arah Agatha yang tampak tengah serius menjelaskan informasi yang di dapatnya. Detak jantungnya seakan berpacu lebih cepat, merasakan aura lembut yang di pancarkan oleh seorang Gathan? Are u kidding me?

Anjing, gue gak mungkin gay! Kecuali kalo—

"Tuan? Anda mendengarkan saya?" Suara yang terkesan lembut tersebut sontak membuat lamunan Andra menjadi buyar.

Andra berdehem pelan. "Club Afgersen?"

"Jam 23.00? Lo yakin mereka terakhir berada disana?" Lanjutnya tak yakin.

Agatha mengangguk mantap. "Iya tuan, berdasarkan informasi yang saya dapat, terakhir mereka keluar, memang benar pada jam tersebut," jelasnya yang membuat ekspresi wajah Andra tampak berubah menjadi tak puas.

"Ambil map warna biru di meja kerja gue," perintah Andra yang membuat Agatha mengangguk patuh.

"Dia bukan Gathan Brandon," desisnya seraya melirik layar ponselnya yang menampilkan informasi asli dari orang kepercayaannya di perusahaan.

Setelah mendapatkan sebagian informasi yang akurat, Andra segera melangkahkan kakinya menuju kamar yang di tempati oleh si pengganti Gathan Brandon.

Nama Korea : Kim Dooyoung?

"Penjualan identitas, heh?" ucapnya saat tanpa sengaja menemukan tanda pengenal yang fotonya tampak berbeda jauh dengan yang dikirimkan oleh rekannya tersebut.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang