Part 20

1.1K 136 27
                                    

Happy reading 🍃

Agatha melangkahkan kakinya menuju sekolah lamanya. Mata gadis itu tampak berpendar menelusuri bangunan-bangunan kokoh di depannya. Helaan napas mengawali langkah gadis itu untuk memasuki area sekolah.

Ntah apa yang dipikirkan oleh Andra hingga tiba-tiba saja menyuruhnya masuk di sekolah yang sama dengan cowok itu. Apakah Andra memang sebaik itu? Agatha kira tidak.

Ah iya, ingatkan satu hal pada Agatha untuk selalu merapikan penyamarannya sebagai cowok. Astaga! Misi ini semakin membuatnya pusing saja.

Dikarenakan pemilik sekolahnya adalah rekan kerja Andra, jadilah dirinya tidak perlu menuju ruang kepala sekolah untuk sekadar bertanya mengenai kelasnya, karena faktanya tidak perlu ditanyakan pun, juga Andra sudah menginstruksinya untuk langsung masuk ke kelas 12A dan itu berarti dirinya otomatis sekelas dengan Aliandra Zavier.

Agatha kini telah memilih untuk menempati kursi pada baris ketiga yang dirasa letaknya paling strategis.

"Woy, anak baru?" Tanya seorang lelaki yang berada di depan gadis itu.

"Ya, Gathan Brandon. Salam kenal bro," ujarnya sambil mengulurkan sebelah tangannya.

"Kevin Sergan," balasnya seraya menjabat tangan gadis itu.

Kevin yang mendekat secara tiba-tiba, membuat gadis itu reflek mendongak dengan alis berkerut bingung. "Lo anak motor gak Than?" Tanya Kevin tiba-tiba.

Agatha menggeleng. "Gak, kenapa emang?"

"Ck, sayang banget, rencananya tadi gue mau ngajak lo balapan buat perkenalan," decak Kevin.

"Kapan balapannya?"

"Malem ini jam 11, di jalan sergana," ucapnya yang membuat sebelah sudut bibir Agatha terangkat.

"Dateng aja kalo lo mau. Banyak juga anak kelas yang pada nongki-nongki disana," ajak Kevin yang membuat Agatha menganggukkan kepalanya.

"Ntar kalo gak sibuk gue usahain dateng," balas Agatha.

Main bentaran gapapa lah ya.


*****


Sepasang mata amber itu tampak menyipit tajam memperhatikan gerak-gerik seorang gadis yang tengah berjalan menuju meja milik Andra.

Gadis itu menunduk sambil memilin jemarinya gugup.

F*ck! Gue benci liat karakter yang menye-menye, kurang tantangan.

"Ndra, boleh bicara sebentar?" Samar-samar Agatha dapat mendengar perkataan gadis itu dari jarak yang bisa dibilang tidak begitu dekat tapi juga tidak dapat dikategorikan berjarak jauh.

"Oke." Jawaban Andra tanpa sadar membuat kedua tangan Agatha terkepal kuat.

"Cih! Dasar buaya," desisnya kesal.

Kevin menoleh dengan ekspresi bertanya, membuat Agatha dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi datar. "Siapa yang buaya Than?"

"Tuh! Crocodile lepas, atu," jawab Agatha malas.

"Andra?" Agatha mengangguk.

"Ngapain kemarin nembak si Prilly kalo ujung-ujungnya masih CLBK sama mantan," ucap Gathan sewot.

"Ah elah, biasa aja kalik, kayak lo nggak pernah aja," timpal lelaki jangkung yang baru saja mendudukkan dirinya di sebelah Kevin.

Gathan berdesis. "Ck, lo bertiga emang tipe sejenis, udahlah males gue," ucap Agatha yang kemudian beranjak pergi meninggalkan kedua lelaki yang tampak memandang ke arahnya dengan ekspresi heran.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang