Part 10

1.9K 178 37
                                    

Haii nopik up lagi nih💖
Hihii maaf ya lama, tugas cooleyah menumpuk 😭
Jangan lupa tinggalkan jejaknya biar nopik semangat terus buat ngetiknya
-
-
-
-

Seorang gadis dengan rambut yang di cepol asal-asalan itu kini tengah menggerutu kesal. Acara kaburnya yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa kini harus pupus karena 2 bodyguard suruhan CEO perusahaan ternama Swishes yang anak perusahaannya bahkan telah tersebar di berbagai belahan dunia, siapa lagi kalo bukan Sean Lazarus Knight.

"Len, lo balik aja, gue gapapa," ucap Selena yang kemudian diangguki oleh Valen.

"Yaudah kak, gue balik dulu!" Teriaknya seraya melambaikan tangan ke arah Selena.

Selena menoleh dengan dengusan kesal. "Apa liat-liat! Gue colok baru tau rasa lo!" Sinis Selena yang kemudian mengayunkan kaki pada mobil hitam berlogo Lexus LX 570 yang telah berada tepat di sampingnya.

*****

Mobil hitam Lexus berharga 3,36 milyar itu nampak terpakir rapi pada halaman sebuah kawasan mansion elit di daerah Jakarta pusat.

Selena menatap kagum saat pertama kali menginjakkan kakinya di mansion CEO ternama itu. "Gilakk anjirr, emang visual dalam novel gapernah mengecewakan," decaknya kagum.

Tepat saat dirinya berada di sebuah pintu berlapis emas, lagi-lagi Selena dikagetkan dengan teknologi modern yang berada di hadapannya itu.

Scan otomatis untuk membuka pintu. Padahal dirinya saja belum pernah datang kesini tapi bagaimana bisa sistem itu mengeluarkan sinar hijau yang seolah tengah memindai tubuhnya dari atas sampai bawah. Dan lagi, sistem itu juga menyebutkan sedikit mengenai identitas dengan tepat.

"Inget Selena, ini hanya dunia novel, penulis adalah raja," gumamnya disertai dengan dengusan kesal.

"Masuk! Ngapain kamu di luar sana? Pintu saya tidak bisa di maling kalo niat kamu itu."

Selena menatap horor ke arah seorang lelaki yang saat ini tengah berduduk santai di kursi yang Selena yakini sebagai kursi kebesarannya. "Om udah tua jangan nambah-nambahin fitnah, ntar dosa om nambah. Inget umur Om!" Desis Selena seraya mendudukkan pantatnya tepat pada kursi di hadapan Sean.

Sean mendelik kesal. "Tidak sopan! Siapa yang menyuruhmu untuk duduk?"

"Fungsinya kursi untuk apa? Duduk kan? Jadi yaudah saya dudukkin," balas Selena tak mau kalah.

Sean memutar bola matanya malas. "Terserah kamu!"

"Kamu! Segeralah bersiap di kamar tamu, saya kasih waktu kamu setengah jam. Dan jika kamu terlambat, akan ada hukuman menanti," lanjut Sean yang membuat Selena mendelik tak terima.

"Are you kidding me, dude? 30 menit?! Bener-bener kayaknya Om udah gak waras," protes Selena tak terima.

"Tidak ada tambahan waktu, kalau kamu ingin tidak mendapat hukuman maka bergegaslah karena sekarang 1 menitmu telah terbuang sia-sia," ucap Sean tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari tumpukkan kertas dokumen di mejanya.

"Whatever!" Desis Selena sebelum benar-benar keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Sean menggeleng memperhatikan tingkah Selena. "Dasar bocah."

*****

"Nona, nona ingin memakai pakaian seperti apa? Nanti akan saya siapkan," tanya seorang maid yang membuat Selena menggeleng pelan.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang