Part 17

1.2K 150 12
                                    

Happy reading 🍃

Seperti yang telah diintruksikan oleh Alan, dengan wajah terpaksa Agatha melangkahkan kakinya ke sebuah mansion pribadi milik Aliandra Zavier. Melirik sekilas pada jam di pergelangan tangannya yang telah menunjukkan pukul 19:50 dan itu artinya masih ada waktu 10 menit lagi sebelum dirinya harus sudah berada di hadapan lelaki tersebut.

Merapikan sedikit setelan kemeja putih dan balutan jas biru dongker yang melekat pada tubuhnya, Agatha lantas melangkahkan kakinya memasuki pekarangan mansion mewah milik Andra. "Huh, oke Tha lo pasti bisa!" Gumamnya pelan.

"Bisa tunjukkan id card nya?" Tanya seorang security kepada Agatha sesampainya gadis itu di pos.

Agatha mengangguk pelan, seraya merogoh saku celananya untuk mengambil benda persegi panjang itu. Setelah lolos dari pos security, Agatha lantas diantarkan oleh security tersebut untuk menuju ke dalam bangunan mansion utama.

"Silakan lewat sini, tuan muda telah menunggu Anda di dalam," ucapnya sebelum berlalu dari hadapan Agatha.

Gadis itu terdiam beberapa saat, memandang lurus ke arah pintu berlapis emas di hadapannya dengan perasaan gugup. Helaan napas panjang mengawali langkah kaki Agatha memasuki ruang kerja milik Andra.

Agatha tampak berdehem pelan untuk melakukan pemanasan terhadap pita suaranya agar tidak terdengar seperti suara perempuan. "Selamat malam tuan Andra," ucapnya mengawali.

"Gue nyari asisten bergender laki-laki," ucapan Andra sontak membuat keringat dingin keluar dari dahi gadis tersebut.

"Saya laki-laki tuan," balas Agatha yang membuat kursi Andra berputar ke arahnya.

Andra terlihat meneliti dari rambut hingga ujung kaki, yang membuat degup jantung Agatha berpacu lebih cepat. "Gak heran, suara sama wajah lo 11 12," komentar Andra yang membuat Agatha tersenyum paksa.

"Yakin mau kerja di proyek gelap gue?" Agatha melotot.

Kampret, Alan gak bilang kalo dirinya di daftarin di perusahaan gelapnya si Andra. Dan setaunya dari Selena, di novel Andra hanya dijelaskan sebagai seorang protagonis yang gak pernah melakukan hal aneh-aneh. Dan sekarang ini? Maksud proyek gelap itu apa?!

Astaga, pengen rasanya Agatha memaki Alan saat ini juga. Emang dasar, semua perkejaannya gak pernah ada yang bener! Tau gitu dirinya tadi minta bantuan Ersyad saja.

"Iya, saya yakin tuan," balas Agatha cepat, tak ingin membuat Andra bertambah curiga kepadanya.

Andra tampak menyodorkan secarik kertas di mejanya. "Tanda tangan kontrak," ucapnya yang membuat Agatha berjalan maju ke hadapannya.

"Sudah tuan,"

Andra menoleh. "Nama?"

"Nama saya Gathan Brandon, tuan Andra," ucapnya sopan.

"Gue beri waktu lo 10 menit untuk menata barang, setelah itu temui gue di ruang bawah tanah," ucap Andra sebelum beranjak dari tempatnya duduk.

Baru beberapa langkah Andra berjalan, kakinya tampak berhenti seraya melirik sekilas ke arah Agatha yang tengah memasang ekspresi bingung di wajahnya. "Ganti parfum lo! Baunya kayak parfum cewek," ucapnya sebelum kembali melangkah pergi dari hadapan Agatha.

"Damn! Belum juga ada satu hari, pengen udahan aja rasanya," decak Agatha kesal.

Dan sialnya lagi, haruskah dirinya memakai parfum laki-laki? Oh f*ck! Bukankah parfum laki-laki kebanyakan beraroma strong? Baru nyium baunya aja udah bikin mual. Haruskah dirinya membeli parfum yang aromanya sama dengan milik Andra? Wanginya pas gak buat pusing, tapi ntar dikira nyaingin dia lagi.

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang