Part 18

1K 131 14
                                    

Happy reading 🍃

Terik matahari tampak menerpa wajah Agatha yang tengah terlelap nyaman di kursi belakang. Namanya juga jet pribadi, jelas Agatha tidak akan menyia-nyiakan fasilitasnya yang nyaman itu.

Andra mengernyit melihat Agatha masih nyaman terlelap dalam tidurnya. Sebuah ide balas dendam tiba-tiba saja terlintas dalam benak Andra hingga membuat seulas senyum sinis tercetak jelas di bibirnya.

Merogoh sekilas laci mejanya, lelaki itu tampak tersenyum puas saat mendapati speaker kesayangannya berada disana. Dengan langkah perlahan, tangan lelaki itu terulur untuk meletakkan speakernya di samping kepala Agatha. "Gue bales lo!" Desisnya sinis.

Setelahnya, Andra mengayunkan kakinya keluar dari jet, sebelum tangannya hendak menyalakan speaker tersebut.

"What the f*ck!" Teriakan tersebut terdengar samar di telinga Andra yang tengah bersidekap dada di luar jet pribadi miliknya.

"Gimana tidurnya? Nyenyak?" Sindir Andra yang membuat Agatha yang baru saja keluar hanya dapat menyunggingkan seulas senyum terpaksa.

"Jalan lo cepetan!"

Agatha mendengus. "Iya bapak!"

"Gue bukan bapak lo!"

"Iya, tuan," ulang Agatha dengan penuh penekanan.

Andra melirik sekilas seraya melemparkan sebuah kunci yang naasnya tepat mengenai kepala Agatha. "Setir mobilnya!"

Agatha mengangguk pasrah seraya memutar langkah nya untuk menuju kursi kemudi mobil tersebut.

******

Berbalut kaos hitam polos dipadukan dengan celana boxer pendeknya, Andra tampak tengah terduduk santai di sebuah gazebo pribadi miliknya. Sembari sesekali menyesap cappuccino kesukaannya, mata Andra tak pernah terlepas sedikitpun dari layar ponsel milik Agatha. "Damn! Berani lo ngilang selama 2 hari ini!"

"Awas aja sampe ketemu! Gak bakalan gue biarin lo bebas."

Tangan kirinya tampak terulur memencet sebuah tombol pada kotak persegi kecil. Tak lama setelahnya, Agatha tampak memasuki ruang pribadi milik Andra dengan terburu-buru. "Tuan memanggil saya?"

"Cari Agatha sampai ketemu!"

Agatha mengerjap bingung. "Agatha?"

"Agatha Yovanka atau Prilly Starlight, cari dia sampai ketemu! Gue kasih lo waktu 3 hari," Agatha membelalak kaget.

"3 hari? Tapi tuan itu waktu yang-"

"1 minggu, tidak ada dispensasi lagi. Sekarang keluar!" Tegas Andra yang Agatha menunduk kaku sebelum berjalan pergi dari kamar tersebut.


Tak lama setelah kepergian Agatha, dering telpon memecah fokus Andra pada daun pintu yang baru saja tertutup rapat.

"...."

"Selidiki dia,"

"...."

They Call Me the Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang