Happy reading guys 🍃
Btw sebelum baca komen dulu dong
Yang mau happy end☝️
Yang lebih suka sad end☝️Suara dentuman musik terdengar mendominasi percakapan geng Galaxy dan tomador de vida atau yang biasa dikenal dengan singkatan tomdorvi-berisi para cogan berbagai ras dengan tingkatan fuckboy yang juga beragam.
"Bang Andra mana?" Tanya Kenzo.
Bara, lelaki bertubuh tinggi itu menjawab dengan suaranya yang lugas-ciri khas mendarah daging dari sang waketu. "Meja bar pojok."
Areksa berjalan cepat dengan wajah ngos-ngosannya, membuat Kenzo mengernyit bingung. "Si bos, gue gapaham lagi dah. Udeh gila! 8 botol vodka njir, ditenggak langsung."
Kenzo yang mendengarnya lantas berjalan cepat menuju meja bar yang dimaksud oleh Bara tadi. "Bang! Berhenti woy!"
"Udah gila emang lo! Kalo mau mati yang elit dikit."
"Gue gak bakalan mabok," ucapan Andra sontak saja membuat Kenzo berdecak.
"Lama-lama gue telpon juga pacar lo biar dateng sini," Andra terkekeh pelan mendengar kata 'pacar.'
"Lo telpon 1000 kalipun dia gabakal dateng."
Kenzo menghembuskan napasnya kasar. Susah emang ngomong sama orang yang lagi patah hati mana ditambah mabok.
Tanpa berkata apapun, Kenzo lantas pergi keluar club sembari menggulir ponselnya untuk mencari kontak WhatsApp milik Agatha.
Kenzo
Gue tunggu lo di club Brucea
*****
Baru saja dirinya merebahkan tubuh di kasurnya yang empuk, getaran pada ponselnya yang berada di atas nakas membuat gadis itu berdecak sebal.
Tangannya terulur mengambil ponsel, sebelum kemudian membuka isi notif yang baru saja mengganggu acara rebahannya.
Dahi Agatha berkerut bingung. "Club Brucea? Ngapain Kenzo nyuruh gue kesana?"
"Kalo emang masalah balapan ngapain pake segala ke club."
Agatha menekan tombol call pada ponsel miliknya.
"...."
Tidak ada jawaban.
Lagi.
Agatha masih kekeuh berusaha menghubungi nomor itu sampai seseorang di seberang sana mengangkatnya.
"Halo Sel, ngangkat telpon aja lama banget elahh. Eh ya Lo bisa temenin gue-" ucapan Agatha terpotong saat sebuah suara dari seberang sana menyelanya cepat.
"Gak bisa."
Dan panggilan pun diputuskan secara sepihak. Catat baik-baik. Ingatkan Agatha untuk tidak merestui mereka secepat itu.
"Sean kampret! Untung gue kemaren bisa ngeles ke mami buat tinggal di rumah bibi aja."
Andra kulkas, Sean raja kulkas. Untung si Nata kagak ngikut.
*****
Sesampainya di depan club Brucea, Agatha lantas beranjak turun dari mobilnya. Sepatu boots hitam gadis itu menggema tepat saat Agatha melangkah pada lantai club tersebut.
Dengan perasaan menggerutu dirinya mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompet. "Cukupkan buat gue masuk dalem sekaligus nutup rapet-rapet tu mulut ember?" Pertanyaan sarkastik itu Agatha lontarkan kepada pria botak yang baru saja menghalangi jalan masuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call Me the Antagonist [END]
Fantasy©: Story by nopnop "Tha, baca novel ini yok! Gue kepo sama ceritanya sumpah," Ucap Alana yang membuat Agatha terdiam. Sebuah lontaran kalimat membuat nasib mereka dipertaruhkan. They call me the antagonist adalah sebuah cerita yang mengisahkan tenta...