Perdebatan

2.2K 213 10
                                    

Clara sedang berada dihalam rumahnya, dan menyirami bunga-bunga yang indah didepan rumahnya.

Tiba-tiba ada seseorang datang membawa motornya.

"Baskara, ngapain?" tanya Cantika.

"Kamu ngapain sama Embun tadi dikantin?" tanya Baskara.

"Jajan lah,"

"Kamu ancam Clara? Kamu cemburu sama dia? Kalo cemburu yang benar aja dong Can" ujar Baskara, membuat Cantika memutar matanya malas.

"Gak cuma Clara yang butuh lo Bas, gue juga" ucap Cantika.

"Gak cuma dia yang takut kesepian, kegelapan, sunyi" lanjut Cantika.

"Dia masih punya keluarga yang utus Bas, sedangkan gue? Orang tua gue mati terbunuh saat gue usia tujuh tahun," ucap Cantika yang sudah berkaca-kaca.

Baskara terdiam dengan ucapan Cantika, dan terpaku menatap mata indah Cantika yang sudah mengeluarkan tetesan air matanya.

"Kalo dia takut kegelapan, kesunyian, sepi. Apalagi gue Bas!" ujar Cantika, yang sudah menaikan nada bicaranya.

"Gue juga wanita Bas, gue juga ngerasa capek"

"Kenapa? Kenapa cuma gue yang ngerasa berjuang sendiri! Sedangkan lo?"

"Lo pernah gak hargain perasaan gue?" tanya Cantika, Baskara masih terpaku ditempatnya.

"Lo lebih mentingkan orang lain, dibandingkan pacar lo sendiri!"

"Sakit Bas sakit!" Bentak Cantika, sedang isakannya.

"Maaf, Can. Tapi kamu harus ngertiin diposisi aku," ujar Baskara.

"Kurang ngertiin apalagi gue? Saat gue butuh lo, lo sama Clara gue diem ajakan?"

"Gue selalu bilang gapapa, bukan berarti gue baik-baik aja Bas!" sentak Cantika.

"Gue capek, gue terus yang harus ngertiin lo, kapan lo ngertiin gue?" tanya Cantika.

"Maaf, Can maaf"

Cantika hanya tertawa kecil, dan menghapus air matanya yang sudah mulai membasahi pipinya itu.

"Gue selalu bertanya sama diri gue sendiri. Yang sebenarnya pacar lo itu gue atau Clara si?" tanya Cantika.

"Kamu Cantika,"

"Terus kenapa? Yang baru aja Dateng, diutamakan. Sedangkan yang utama selalu diakhiri!" tanya Cantika.

"Maaf Can, aku bakal berubah aku janji" ujar Baskara, membuat Cantika tertawa.

"Kemaren,  juga Lo bilang gitukan? Sekarang apa? Omong kosong doangkan?" tanya Cantika.

"Gue capek Bas, kasih gue waktu" ucap Cantika, dan segera berlari menuju rumahnya.

Baskara mengejar Cantika, dan pintu masuk rumah Cantika segera ia kunci.

"Can! Buka! Aku janji bakal perbaiki semuanya! Can!" ujar Baskara, yang teru mengetuk pintu rumah Cantika.

Namun tidak ada jawaban sama sekali, Baskara merasakan kesakitan dan kelelahan didalam mata Cantika.

Baskara merasa sangat tidak berguna sekarang, dia lebih mementingkan orang lain. Sedangkan pacarnya sendiri, terluka sakit dalam kegelapan semesta.

Dret.. dret..

Tiba-tiba handphone Baskara berbunyi, siapa yang menelepon? Clara?

"Halo Bas, kamu Dimana?

"Mau ngapain lo?! Karena lo, Cantika marah sama gue!"

"Kok kamu ngomongnya gitu?"

"Berisik anjing!" Umpat Baskara, dang melepar handphonenya.

"Plis Can! Buka! Kasih aku satu kali lagi kesempatan,"

"Lo pulang aja Bas, gue butuh waktu buat sendiri" Jawab Cantika dibalik pintu.

Baskara berjalan lesu menuju motornya, merasa kehilangan? Merasa bersalah? Itu yang sedang Baskara rasakan.

"Anjing!" umpat Baskara, dan menendang kuat motornya.

"Ahh! Bangsat!"

TBC
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang