Mulai Menjauh

593 23 1
                                    

Ternyata menjadi asing sesakit ini

-Cantika Grabliela

C

antika sedang berjalan menuju kelas, tiba-tiba melihat Baskara dengan jalan yang berlawanan dengannya.

Muka datar Baskara tidak seperti biasanya, Cantika terus berjalan begitupun dengan Baskara.

Baskara melewati Cantika tanpa mengatakan apapun, hati Cantika sedikit sakit melihat kejadian barusan yang ia alami.

"Sekarang udah mulai menjauh," gumam pelan Cantika.

Cantika coba mengabaikan luka dihatinya, dan terus berjalan menuju kelas. Akhirnya Cantika sudah berada dikelas, dan menemukan Embun dan Elang.

"Kenapa muka lo?" tanya Embun, yang dijawab gelengan oleh Cantika.

Bel masuk sudah berdering, siswa siswi masuk dengan sedikit tergesa-gesa.

Pelajaran demi pelajaran, materi demi materi telah dilewati. Dan, bel istirahat sudah berdering.

Argan, Elang, Cantika, Fano dan Embun sedang berada dikantin. Dengan, makanan mereka masing-masing.

Baskara datang, mata Cantika dan Baskara saling menatap. Namun akhirnya diputuskan tatapan itu oleh Baskara, dan segera berjalan membeli makanan.

Fano yang melihatnya menatap Elang, Elang menatap Argan, Argan menatap Udin, dan Udin menatap Embun, Embun menatap Cantika yang sedang menundukkan kepalanya.

Jika kalian bertanya kenapa Elang bisa ikut dengan Embun dkk. Coba liat di cerita Embun, kalian akan tau jawaban.

"Kenapa?" tanya Fano. Cantika menggelengkan kepalanya, dan tersenyum tipis.

"Bukannya ini yang lo mau? Baskara menjauh dan gak usik hidup lo lagi," tanya Argan.

"Gue gak tau sama perasaan gue sendiri, gue sedikit sakit ngeliat dia ngejauh" ujar Cantika.

"Lo belum terbiasa," ujar Embun.

"Suatu saat lo bakal terbiasa dengan keadaan yang tiba-tiba asing, sesuai keinginan lo" ucap Elang, membuat Cantika menoleh menatapnya.

"Semua akan asing, sesuai dengan keinginan lo" ujar Udin, menambahkan.

"Bukan cuma lo yang sakit melihat kita seasing ini, gue juga" monolog Baskara dalam hatinya, setelah mendengar apa yang ia dengar.

¥¥¥

Jam sekolah sudah berdering, semua siswa siswi sudah berada diparkiran untuk membawa kendaraan, atau menunggu jemputan.

Sudah satu Minggu ini Cantika diantar oleh Fano, dan Embun yang diantar oleh Elang.

Baskara melewati Cantika, membawa motornya. Cantika kembali sedikit sakit melihatnya, asing.

"Yuk naik," ajak Fano.

Cantika tidak menjawab ia masih melamun, dan terus saja memikirkan luka ini.

"Can,"

"Can," panggil Fano, dan sedikit menggoyangkan tubuh Cantika.

"Eh, iya kenapa?" tanya Cantika, yang sedikit gelagapan.

"Luka baru?" tanya Fano.

"Ternyata menjadi asing sesakit ini," jawab Cantika, dan segera naik.

¥¥¥

Embun sedang berada dikamarnya, dan terus memikirkan perkataan ayahnya tadi.

"Jangan pernah bermain dimedan perang! Dengan tidak tau dirinya kau, masuk kedalam dunia cinta. Dunia mu saja sudah hancur, mengapa kau menambah luka lagi? Dengan masuk kedalam dunia cinta?" tanya Brian, yang spontan membuat air mata Embun menetes. Apa yang maksuda dari ayahnya?

"Kamu dengar ini bodoh! Orang yang mencintai kamu, yaa.. kamu dengar ini, akan datang, akan cinta sama kamu, akan nyakitin kamu, dan akan ninggalin kamu seakan-akan kamu gak ada harganya! Kamu gaakan berarti buat orang itu" ucap Brian, yang membuat Embun terisak.

"Dan saat itu kamu akan sadar! Bahwa kamu hanya akan sendirian! Kamu dilahirkan untuk sendirian!" bentak Brian.

"Apa suatu saat Elang akan pergi juga?" tanya Embun pada dirinya.

"Dia bakal.jinggalin gue?" tanya Embun lagi.

"Ah! Ayolah Embun,"

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Next?

Buat kemaren maaf ya, partnya dikit banget hihi.

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang