Peringatan

1.9K 200 6
                                    

Sekarang adalah hari Minggu, hari dimana Cantika menghabiskan waktunya dirumah sunyi ini.

Drett.. drett..

Tiba-tiba handphone Cantika bergetar, Baskara menelepon?

Dengan cepat Cantika angkat, dan telepon sudah terhubung.

"Sayang,"

"Iya?"

"Kamu lagi dimana?"

"Dirumah,"

"Aku butuh kamu Bas,"

"Clara lagi adala masalah. Kamu kan ada Embun yang selalu ada,"

"Aku juga butuh kamu Bas,"

"Ngertiin ya?"

"Oh iya, temenin aja Clara kasian"

"Iya, aku matiin ya? Clara lagi nangis"

"Iya,"

Tiba-tiba telepon sudah dimatikan sepihak, Cantika hanya tersenyum getir.

"Gue ngerasa, gue yang jadi orang ketiga antara lo sama Clara Bas," monolog Cantika, dengan senyum mirisnya.

🦋🦋🦋

"Udah, jangan nangis lagi. Gue ada disini buat lo Cla," ucap Baskara yang mencoba menenangkan Clara, yang terisak dalam dekapannya.

"Mamah sama papah, terlalu sibuk. Gue gak diperhatiin" ucap Clara, disela-sela isakannya.

"Udah, disini kan ada gue" ujar Baskara.

"Jangan tinggalin gue,"

"Gue gak bakal ninggalin lo," ujar Baskara lembut.

Clara semakin mereratkan pelukannya, pada Baskara.

Baskara membalas pelukan itu, dengan tangan yang mengelus rambut Clara dengan lembut.

🦋🦋🦋

"Disakitin lagi?" tanya Fano.

Fano, Embun, Argan dan Udin. Sedang berada dirumah Cantika, untuk menemaninya.

"Sakit ya,"

"Sakit,"

"Jangan gila! Lo nangis gue lempar!" bentak Embun.

"Mau sampai kapan lo bakal terus-menerus bertahan sama seseorang, yang jelas-jelas udah gak anggap lo ada?" tanya Argan.

Cantika tertawa kecil dengan ucapan Argan, dia tidak marah atau tersinggung dengan ucapan Argan. Karena itu memang benar, bodoh masih bertahan tapi tidak dianggap ada.

"Sakit, yang akhir selalu diutamakan. Sedangkan yang utama selalu diakhiri" ucap Cantika, dengan senyum getirnya.

"Gue selalu nanya Kediri gue sendiri, yang sebenarnya pacar dia itu gue apa Clara si?" tanya Cantika, yang sudah meneteskan air matanya.

"Omongin ini sama Baskara, jangan terus menerus siksa diri lo" ucap Embun, yang diangguki oleh Argan dkk.

"Iya,"

🦋🦋🦋

Ada dua wanita, sedang berjalan menuju kantin. Banyak pasang mata menatap keduanya dengan rasa takut. Kenapa? Apa mereka membawa virus?

"Woi! Cewek gatel!" ucap Embun, memanggil seseorang.

"Woi! Clara sini lo!" panggilnya lagi.

Clara datang menghampiri Embun dengan rasa takut. Kenapa harus takut? Apa Embun menggigit?

"Ada apa?"

"Gue heran deh sama lo. Cowok itu gak satu, bahkan cowok milyaran dibumi ini. Kenapa lo harus incer cowok orang si!" ucap Embun to the point. Sekarang pasang mata sedang melihatnya, dan dia tidak peduli itu.

"Gu-e gak incer pacar orang Mbun. Gu-e mana mungkin sejahat itu" ucap Clara bergetar.

Embun tertawa meremehkan, lalu mendekat pada Clara. Membuat sang empu mengeluarkan, keringat dingin didahinya.

"Gue bukan anak bodoh yang bisa lo bodohin sesuka hati Lo! gue punya bukti kalo lo lagi incer Baskara. Perlu gue tunjukin? Biar seisi warga sekolah tau, kelakuan menjijikan Lo Hah?!" ucap Embun, yang spontan membuat Clara menganga.

"Ja-jangan. Iya gue minta maaf, gue janji bakal jauhin Baskara. Tapi mohon jangan sebar" ucap Clara nampak memohon. Embun suka ini.

"Lo minta maaf ke Cantika lah, massa ke gue" ucap Embun.

"Can, maafin gue ya gu-e janji bakal jauhin Baskara" ucap Clara.

"Kalo bukan Embun yang bilang, Lo bakal tetep minta maaf sama gue?" ucap Cantika.

"Oh tentu tidak. Stop! Menyimpulkan hal bodoh itu Cantika" ucap Embun dengan senyum smirknya.

"Oke, untuk kali ini kita maafin Lo Cla. Kalo suatu saat terjadi lagi, jangan harap gue bakal biarin Lo hidup tenang" ucap Embun dengan senyum smirknya lalu meninggalkan Clara yang terpaku ditempatnya.

Embun berlalu meninggalkan kantin, yang diikuti oleh Cantika.

"Makasih cahabatku" ujar Cantika dramatis.

"Jijik anjing!" umpat Embun, membuat Cantika terkekeh.

"Gue gak bakal biarin, seseorang yang nyakitin sahabat gue" monolog Embun dalam hatinya.

TBC
.
.
.
Janah lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Next??

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang