Kehancuran Clara

2.1K 178 10
                                    

Jam istirahat sudah berdering sekitar lima menit yang lalu, Embun dan Cantika berjalan menuju kantin Tiba-tiba mereka berhenti saat melihat Clara dan Baskara.

"Gapapa" ucap Cantika pelan, Embun dan Cantika tetap berjalan.

"Can," sapa Baskara, saat melihat Cantika, Cantika enggan menoleh, karena ini akan lebih melukai hatinya.

"Can, maafin aku" ucap Baskara berdiri mendekati Cantika tapi segera dicegah oleh Embun.

"Mau ngapain lo? belom puas lo nyakitin Cantika?" tanya Embun dengan muka datarnya.

"Can plis, maafin aku" ucap Baskara lagi.

"Gak usah minta maaf Bas, ini cuma tentang waktu. Gue cuma butuh waktu nyembuhin luka ini" ujar Cantika sedikit bergetar.

"Udahlah Bas, Cantika juga udah lepasin lo. Buat apa Lo terus ngejar dia?" ujar Clara membuka suara.

"Emang dasarnya perebut gak tau malu," cibir Embun, membuang muka yang tampak jijik mendengar ucapan Clara.

"Gue bukan perebut!" tegas Clara.

"Lalu apa sebutan yang pantes untuk seseorang yang bertamu dihubungkan orang?" tanya Embun mendekat pada Clara, Cantika segera menghampiri Embun karena takut Embun berbuat hal yang tidak diinginkan.

"Woi! Siswa-siswi yang haus akan gosip! Sini deh!" teriak Embun, dengan senyum miringnya, persis seperti orang jahat disinetron hihi, membuat seisi sekolah mengerumuni kantin.

"Apa, apaansi lo!" ucap Clara, dia tampak ketakutan.

"Lo tau dia? Clara? Kelas 12 IPA 3, pacar baru Baskara hha. Sahabat baik Baskara? Yang rebut Baskara?" tanya Embun.

"Dih! Gue kira si Clara cewek baik-baik"

"Tega banget ya"

"Padahal dia juga cewek"

"Gue gak rebut Baskara!" bentak Clara.

"Lalu apa hah?! Sebutan yang cocok buat cewek kegatelan kayak lo! Kalo gatel itu garuk! Gak usah gatel ke pacar orang! Jadi cewek harus punya harga diri! Mau gue garuk? Sampe kemuka muka?!" bentak Embun membuat Clara menangis ditempatnya.

"Sumpah Mbun! Udah, gue gak marah sama dia" ujar Cantika menenangkan.

"Gak usah munafik! Gak usah so baik! Lo gak pantes! Kalo cewek gini didiemin malah ngelunjak! Gak tau tatak rama!" bentak Embun, membuat seisi kantin kaget.

"Gak usah nangis! Gue udah muak ya sama kelakuan menjijikan lo! Udah gue peringatin dari awal jauhin Baskara! Kenapa lo batu banget jadi manusia hah?!" bentak Embun lagi.

"Hikss.. maaf, gue gak bisa boongin perasaan gue Mbun. Gue cinta sama Baskara, gue sayang sama dia" ujar Clara terisak.

"Kalo lo emang beneran sayang sama dia, lo lepasin dia! Lo ikhlasin dia sama pilihannya. Kalo lo gini lo egois Cla!" ucap Embun, yang sudah tersulut emosi.

"Gue gak bisa salahin sepenuhnya ke lo Cla. Karena memang kita gak bisa pasksain perasaan kita buat terus kuat, lo berhak egois. Tapi keegoisan lo, buat seseorang hancur Cla" ucap Cantika membuka suara.

"Dan untuk lo Bas, belajar cintai Clara. Dia mungkin yang terbaik buat lo, bukan gue. Takdir jelas menentang kita bersama, jangan paksakan itu" ucap Cantika menatap Baskara, Baskara menggeleng dan air mata yang turun dari mata indahnya.

"Gak ada yang bisa kita perbaiki, istana yang kita bangun udah roboh Bas. Bangun istana baru sama Clara, dia butuh lo. Bales perasaan dia" ujar Cantika menatap lekat mata Baskara.

"Seperti apa yang pernah Lo bilang, cowok yang bisa miliki Clara adalah cowok paling beruntung. Jadi cowok itu Bas," ucap Cantika, dan menyunggingkan senyum manisnya. Bukan senyum manis tepatnya, senyum penuh luka.

"Seperti apa yang dibilang Embun tadi, mencintai seseorang adalah mengikhlaskan dia dengan yang lain. Gue akan lakuin itu" ucap Cantika tersenyum tipis, menatap Clara.

"Cinta tanpa paksaan, dan gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri. Bahwa gue butuh lo Cantika bukan Clara" ucap Baskara membuka suaranya.

"Lo gak butuh gue Bas, Lo hanya kesepian dan saat kesepian lo terbiasa sama gue. Dan akhirnya Lo bener-bener kehilangan gue saat lo ngerasa kesepian" ucap Cantika dengan menatap Baskara.

"Kata lo kita gak bisa boongin perasaan kita kan Cla? Ini, ini perasaan gue buat Cantika bukan buat lo Cla" ucap Baskara, menatap Clara dengan intens.

"Dan semesta menentang itu Bas," ujar Cantika dengan senyum tipisnya.

"Clara, untuk suatu saat nanti. Jangan pernah mengganggu hubungan seseorang, karena jika orang lain yang lo buat kayak gini. Dia bakal balas dendam lebih dari apa yang lo rasain sekarang" ucap Cantika dan berlalu meninggalkan kantin dan diikuti Embun.

"Lo liat! Lo udah hancurin semuanya! Lo pengen gue cinta sama lo?! Tapi cara Lo salah, dengan ini semakin ngebuat gue benci sama lo?!" bentak Baskara, Clara semakin terisak.

"Keegoisan lo, ngebuat banyak pihak hancur! Gue?! Gue hancur, gue kehilangan orang yang gue sayang, itu gara-gara lo Clara!" bentak Baskara prustasi.

"Maaf, gue nyesel Bas"

"Dengan kata maaf lo, bisa bikin hubungan gue sama Cantika kembali utuh?!" tanya Baskara.

"Bisa gak hah?!" bentak Basakara, memegang bahu Clara dan menggerakkannya sedikit kasar.

"Lo egois?! Lo manusia paling egois yang gue temeuin?! Lo rela hancurin banyak pihak demi, kebahagiaan lo yang belum tentu lo dapet?!" bentak Baskara lagi, tiba-tiba Elang datang untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Udah, udah Bas"

"Apa yang udah! Dia udah hancurin semuanya, wanita ini telah menghancurkan semuanya?!" teriak prustasi dari Baskara.

Clara semakin terisak, dia benar-benar telah menghancurkan segalanya.

Elang segera membawa Baskara pergi dari kantin, takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Jadi cewek gak usah gatel!"

"Udah gini aja Lo nangis!"

"Murahan!"

"Mati aja lo!"

Clara semakin terisak dengan umpatan teman sekolahnya, jika akhirnya seperti ini. Dia tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi.

Clara benar-benar hancur sekarang, bukan hanya Baskara dan Cantika. Dia juga terguncang sekarang, ingin rasanya lenyap saja disini ini pikirnya.

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Gue pasti up, minimal 2 sampai 3 part, dalam seharinya ya gaes.

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang