Kabar Kematian Clara

652 54 3
                                    

Embun telah dikebumikan kemarin, semua merasa terpukul akan kematian Embun.

Brian hampir gila, menahan rasa menyesal dalam dirinya. Semua tidak memperdulikan keadannya, semua membiarkan dia hidup dengan penyesalan.

Argan, Fano, Udin, Elang dan Cantika sedang berada dirumah Cantika.

Cantika terus saja menangis setelah kepergian Embun, banyak yang kehilangan. Termasuk aku:)

Ditempat lain Clara sedeng dalam bahaya, Baskara membawa pisau ditangannya.

"Maaf Bas, maaf..." Lirihnya.

"Maaf? Setelah apa yang lo buat?" tanya Baskara.

"Plis bas, jangan.." mohonya.

Baskara tidak mendengarkan ucapa Clara yang memohon, dengan cepat ia menusukan pisau kedalam perut Clara.

"Ahhh!!" teriak Clara, membuat Baskara tersenyum puas.

Baskara mencabut pisau dari perut Clara, dan menusuknya lagi dibagian dada. Membuat Clara histeris mengeluarkan kesakitannya.

Darah segar keluar dari dada hingga perut Clara, membuat Baskara tersenyum puas.

Dengan cepat Baskara menyeret tubuh Clara, dan menjatuhkan diketinggian.

"Ahh!" teriak Clara, dan tubuhnya sudah terjatuh dengan kepala yang retak, dan mengeluar darah segar.

Baskara tersenyum puas, darah segar dipisau itu Baskara lempar kebawah tepat di menusuk tangan Clara.

Baskara meninggalkan mayat Clara begitu saja.

"Jika gue hancur, maka lo hatus siap" monolog Baskara dan menjalan mobilnya.

Keesokan harinya, kabar Kematian Clara karena terbunuh, sudah diketahui oleh Cantika, Argan, Fano, Elang dan Udin.

Cantika, Argan, Fano, Elang dan Udin, hadir di pemakaman Clara.

"Walaupun lo jahat sama gue, lo udha bikin gue hancur. Tapi gue gak pernah benci sama lo Cla" ucap Cantika membelai batu nisan Clara.

"Lo mati juga Cla," ucap Argan.

"Kalo Embun liat, pasti dia seneng" ucap Fano dengan kekehannya.

Cantika, Fano, Argan, Elang dan Udin sudah berada di pemakaman Embun.

Cantika terus saja berbicara dan bercerita, seolah Embun akan mendengarkan ceritanya.

"Gue belum siap kehilangan lo Embun," ujar Cantika bergetar.

"Bangun lagi ayo, gue butuh lo" isak Cantika.

"Udah Can, kalo Lo nangis terus nanti Embun marah" ucap Fano menenangkan.

Cantika mengangguk, dan berlalu dari pemakaman Embun, yang diikuti oleh Argan, Fano dan Udin.

Elang tersungkur, dan menunduk dengan isakannya.

"Kenapa lo ninggalin gue Mbun, lo ninggalin gue sendiri" ujar Elang, disela-sela isakannya.

"Plis, bangun lagi gue butuh lo"

"Bangun yaa,"

"BANGUN EMBUN! GUE SAYANG SAMA LO, GUE CINTA SAMA LO!" teriak Elang prustasi.

Isakan pilu terus saja keluar dari mulut Elang, sesak? Sakit? Itu yang ia rasakan.

Kehilangan Embun, hampir membuatnya gila saat ini.

Jika dia boleh meminta, lebih baik dia yang mati buka Embun. Rasa kehilangan, yang membuatnya gila dan tersiksa.

"Sampai kapanpun gue gak akan rela," ujar Elang.

"Gue gak bakal rela.." Isak Elang.

"Selamat tinggal cantik, tenang disana aku bakal terus cinta sama kamu. Tunggu aku di surga ya?" ucap Elang, dan berdiri dan mengecup nisan Embun cukup lama dan berlalu meninggalkan pemakaman.

TBC
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang