Menguatkan

1K 85 2
                                    

"gak usah minta maaf, gak ada yang salah."

"Lo berhak egois, karena lo punya hak" lanjut Fano.

"Gue gak baka paksa lo buat suka sama gue,"

"Jangan paksa diri lo buat lupa, itu bakal lebih berat" lanjut Fano, membuat Cantik menatapnya.

"Ayo pulang," ajak Fano.

Cantika segera memeluk Fano, dia merasakan kehangatan. Kehangatan yang tidak pernah bisa ia dapatkan lagi, setelah kejadian kemarin.

Fano membalas pelukan Cantika, payung yang ia genggam terjatuh. Hingga mereka berpelukan dibawah guyuran hujan.

¥¥¥

Cantika berinisiatif, untuk meminta maaf kepada Embun dkk. Dirumah pohon mereka, kebetulan ada Elang disana. Dan diantar Fano.

Cantika dan Fano sudah sampai dirumah poho itu, terdengar tawa Embun dkk. Cantika sedikit gugup.

Fano memenggangi bahu Cantika, Cantika menatap Fano. Fano tersenyum tipis seolah mengatakan 'ayo, tenang aja ada gue'

Cantika menghembuskan nafasnya, dan naik kerumah pohon itu. Saat Cantika sudah sampai, wajah Argan dan Embun berubah menjadi datar dengan waktu yang bersamaan.

"Euh hai," sapa Cantika sedikit gugup.

"Apasih lo!" ucap Embun, sedikit membentak.

"Oke, gue mau minta maaf sama kalian soal tadi siang. Gue kebawa emosi maaf," ujar Cantika menundukkan kepalanya.

"Emosi lo, bikin banyak orang terluka" ujar Embun.

"Maaf,"

"Jangan cuma ingin dimengerti doang Can," ujar Elang membuka suaranya.

"Tapi gapapa, kita gak marah kok" ujar Argan, membuat Cantika mendongkakan kepanya dan menatap mereka satu persatu.

Muka datar itu kembali dengan senyum biasa yang sering Cantika lihat, Cantika tersenyum bahagia.

"Jangan paksain diri buat lupa," ujar Udin.

"Kita ada disini, jangan ngerasa sendiri" ucap Argan.

"Kita gak bakal pergi, apalagi biarin lo sendiri disaat-saat sulit" ujar Fano, dengan senyum tipisnya.

"Kita gak mungkin lakuin itu," ucap Elang.

"Kita bakal selalu ada disini," ujar Embun.

Cantika tersenyum, dan meneteskan air matanya. Lebih tepatnya air mata haru, walaupun Cantika tidak punya siapa-siapa tapi Cantika punya sahabat yang sudah seperti keluarga untuk dia.

Saat Cantika kesulitan mereka selalu ada, apalagi Embun. Dia sudah seperti kakak perempuan untuknya, karena selalu menjaga Cantika.

"Gue kangen bunda sama ayah," lirih Cantika.

"Gue gak bisa selalu bilang semua akan baik-baik aja, semua akan indah. Tapi gue bakal bilang kita bakal selalu ada, disaat lo sendiri" ujar Embun, membuat Cantika tersenyum.

Cantika segera memeluk Embun, dan dibalas dekapan itu dengan hangat oleh Embun.

Udin ingin ikut memeluk Embun lewat belakang, namun segera Elang cegah dengan mata tajamnya membuat Udin menelan ludahnya.

Saat ingin memeluk Cantika dari belakang, Fano melihatkan tangan yang siap menonjok, membuat Udin kembali menelan ludahnya.

Udin melihat Argan yang sedang tersenyum, dia ingin memeluk Argan namun dengan sigap Argan menampar Udin.

"Anjing! Sakit!" umpat Udin memenggangi pipinya yang terasa panas karena tamparan Argan.

Cantika dan Embun melepaskan dekapannya, dan tertawa melihat Udin yang kesakitan.

"Makanya diem! Ngapain lo mau peluk-peluk" ucap Fano.

"Biar Lo gak kedinginan," ucap Udin, dan kembali mendapatkan tamparan dari Argan.

Embun dkk. Tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Udin, yang sangat lucu Dimata mereka.

"Gue bahagia," monolog Cantika dalam hatinya.

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang