Luka Udin

1K 82 1
                                    

Cantika dan Udin sedang memandang senja ditaman kompleks, semua menjadi terasa berbeda.

Semenjak kedatang cinta persahabatan antara Embun, Cantika, Argan, Fano, Cantika dan Udin menjadi hancur.

Cinta memang masih diatas para nama yang indah dan agung.

"Dipulihkan, memilih dan disakiti kembali," ucap Cantika membuat Udin meliriknya.

"Gue kira, dia bakal jadi obat saat sakitnya gue kemarin," ucap Cantika lagi.

"Ternyata sama aja, lukanya malah lebih sakit" ujar Cantika terkekeh pelan.

"Karena memang dasarnya, yang bisa mengobati luka kita adalah diri kita sendiri" ujar Udin membuka suaranya.

"Yang bisa obatin diri lo itu diri lo sendiri, bukan gue dan orang lain" lanjut Udin.

"Lo bener Din,"

"Lalu apa rahasianya tetap bahagia disaat sedih?" tanya Cantika.

"Gue cuma berusaha tenang, disaat tertekan" ucap Udin.

"Gue juga menyimpan banyak luka didiri gue"

"Gue selalu bahagia didepan orang lain, bukan berarti gue gak pernah hancur" lanjut Udin.

Cantika menatap Udin, menatap matanya. Terlihat banyak rasa hancur didalamnya.

Udin memang baik sangat baik, dia kuat. Berpura-pura bahagia diatas penderitaannya.

Pura-pura tenang saat masalah mengguncangkan jiwanya.

"Udah yuk pulang," ajak Udin.

"Makasih udah mau nemenin gue Din," ucap Cantika, yang dibalas senyuman dan anggukkan saja.

🦋🦋🦋

"Gan,"  sapa Cantika.

Argan dan Cantika sedang berada dirumah pohon, awalnya hanya ada Argan namun Cantika datang untuk menenangkan hatinya.

Ternyata ada Argan yang sama ingin menenangkan dirinya juga.

"Udin baik ya," ucap Cantika memandang langit malam.

"Dia kuat,"

"Yang kelihatan baik-baik saja, belum tentu didalam jiwanya dia baik-baik saja Can" ucap Argan dengan senyum tipisnya, menatap langit malam.

"Dia sama kayak lo," ucap Argan, membuat Cantika menatapnya.

"Sama?" tanya Cantika.

Argan menganggukan kepalanya "dia kehilangan kasih sayang orang tuanya saat kecil," ucap Argan.

"Namun bedanya, lo kehilangan mereka untuk selama-lamanya, dan Udin ditinggalkan karena perpisahan" lanjut Argan.

"Dia gak pernah ngeluh Can, apalagi sedih Dimata kita semua" ujar Argan.

"Tapi dia menopang banyak penderitaan saat sendiri" lanjut Argan.

Cantika memejamkan matanya, dia sakit saat mendengar apa yang diucapkan Argan.

Mereka berteman sudah tujuh tahun, tapi Cantika tidak pernah tau keluhan dan penderitaan sahabatnya Udin.

"Dia itu udah kayak dinding buat gue, dan bahu"

"Saat ada masalah dia dengan kuat menjadi dinding, saat gue rapuh dia menjadi bahu saat gue terpuruk" lanjut Argan.

"Dia kuat,"

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang