Saling Menyakiti

1.1K 79 0
                                    

Lebih baik terluka karena saling melepaskan Can, dari pada dipaksa untuk bertahan dan ditemani oleh goresan-goresan luka

-Fano Jalmov

Cantika sedang duduk dirumah pohon, menatap langit biru yang indah.

Memejamkan matanya, membiarkan angin membeli wajahnya dengan manja. Ingatan yang terus mengulang hari kemarin, membuat ketenangannya terusik.

"Cantika," ujar seseorang membuat Cantika menoleh.

"Maafin gue," ucap Fano.

"Semua udah percuma Fan, hati gue udah sakit" jawab Cantika.

"Bukan cuma lo yang sakit Can, gue juga" ujar Fano, membuat Cantika terdiam.

Keduanya hanyut disore ini, hening menyelimuti keduanya. Memikirkan beban mereka masing-masing.

"Kita sama," ucap Fano membuka suaranya membuat Cantika menoleh menatapnya.

"Kita saling menyakiti, namun rasa sakitnya lebih sakit ke lo" lanjut Fano.

Cantika masih terdiam ditempatnya, kejadian kemarin terus saja mengusim isi pikirannya.

"Gue kira lo yang selam ini gue cari Fan, gue pikir lo beda dari Baskara" ucap Cantika.

"Kita berpikir hal yang sama," ujar Fano.

"Gue pikir lo yang terbaik, ternyata dengan mudah lo ucap kata berakhir" ucap Fano, membuat Cantika menundukkan kepalanya.

"Lo egois Can," ujar Fano, membuat Cantka menatapnya.

"Dia sakit, gue terjebit didua pihak. Apa lo dengerin itu? Engga kan?" tanya Fano.

"Maaf,"

"Terkadang pertemuan dan perpisahan, terlalu cepat untuk kita" ujar Fano membuat Cantika, mengerutkan dahinya.

"Namun kenangan dan perasaan masih tinggal dengan lama," ujar Fano, terkekeh pelan.

"Perpisahan?" tanya Cantika.

Fano menoleh menatap Cantika, dan mengganggukan kepalanya.

"Gue mau lanjut kuliah di amerika ikut bokap," ucap Fano, membuat Cantika lemas.

"Lo ninggalin gue?" tanya Cantika yang sudah berkaca-kaca.

"Lo yang duluan ninggalin gue," jawab Fano lalu memalingkan wajahnya menatap langit biru.

"Tapi gue bersyukur kita sudah saling melepaskan walaupun hati sampe sekarang belum lepas," ujar Fano.

Cantika sudah basah dengan air mata, Fani menatao Cantika dan menghapus jejak air mata itu dengan tangannya.

"Lebih baik terluka karena saling melepaskan Can, dari pada dipaksa untuk bertahan dan ditemani oleh goresan-goresan luka," lanjut Fano.

"Pelan-pelan namun lukanya tidak hilang dalam waktu yang lama," lanjut Fano.

Cantika segera mendekap Fano dengan erat, air matanya tumpah. Fano membalas pelukan itu dengan hangat.

"Gue bakal balik lagi nanti,"

🦋🦋🦋

"Kapan berangkat?" tanya Cantika saat sudah berada dirumahnya.

"Besok pagi,"

"Singkat," ucap Cantika.

"Jangan sedih, gue pasti pulang. Dan bakal temuin lo lagi," ujar Fano menyakinkan Cantika.

"Gue pulang dulu, besok gue kesini buat pamit" ujar Fano.

Cantika kembali memeluk Fano, dan dibalas pelukan hangat oleh Fano.

"Udah,"

"Tidur ya," perintah Fano.

"Selamat malam," ujar Fano dan mencium kening Cantika dengan lembut.

TBC
.
.
.
M
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang