Tagisan Clara

2.4K 212 18
                                    

Baskara sedang berada didepan rumah Cantika. Sepi, sunyi.

Baskara terus saja memanggil nama Cantika dan mengetuknya, tetap saja tidak ada jawaban. Semarah itu Cantika?

"Sayang,"

"Buka pintunya,"

"Aku minta maaf,"

Baskara terus saja mengetuk pintu rumah Cantika, sepi seperti tidak dihuni oleh manusia.

Cantika memegang gagang pintu dengan sedikit keraguan, buka atau jangan?

Drett.. drett..

Baskara segera mengambil handphonenya didalam saku celana, dan segera mengangkat telepon.

Cantika yang akan membuka pintu pun, mengurungkang niatnya. Dan sedikit menguping, pembicaraan Baskara dengan lawan bicaranya.

"Bas dimana?"

"Rumah Cantika,"

"Aku sendirian, temenin ya takut"

"Gue kesana sekarang,"

"Aku tunggu, makasih. Hati-hati"

Baskara segera mematikan teleponnya sepihak, dan segera menghampiri motornya.

"Ternyata dia masih lebih penting," monolog Cantika, dengan tetesan air matanya.

Cantika segera membukakan pintu rumahnya, dan melihat Baskara yang sudah menjalankan motornya menuju rumah Clara.

Sakit, saat Cantika marahpun. Baskara masih mementingkan Clara.

"Can," sapa seseorang, membuat Cantika menoleh dan menghapus air matanya.

"Eh Fan, kenapa?" tanya Cantika.

"Nangis lagi?" tanya Fano, yang dijawab kekehan oleh Cantika.

"Lo punya hak untuk ini Can, kasih keputusan yang terbaik. Jangan sampe bikin lo nyesel," ucap Fano.

"Perbaiki atau ikhlaskan,"

"Cuma itu pilihan lo sekarang," ucap Fano, membuat Cantika terdiam.

"Gue pergi dulu, pikirin omongan gue tadi" ujar Fano, dan segera meninggalkan Cantika sendiri.

"Ada seseorang yang rela hatinya hancur, dan sakit. Demi kebahagiaan lo sama Baskara Can," ucap Fano pelan, saat sudah mulai jauh dari rumah Cantika.

🦋🦋🦋

Jam menunjukan pukul 19.00, Cantika sedang duduk diranjang kasurnya. Terus saja memikirkan ucapan Fano tadi sore.

Memperbaiki? Cantika terlalu sakit untuk itu, sudah banyak goresan luka yang ia dapatkan. Seperti sudah tidak ada harapan , untuk memperbaiki.

Ikhlaskan? Cantika terlalu lemah untuk itu. Dia sangat mencintai Baskara, tapi dia juga gak sanggup untuk bertahan.

"Ah! Bisa gila gue kalo gini terus," monolog Cantika.

"Posisi yang bikin gue gila, ni posisi ini".

"Antara pergi atau bertahan,"

Cantika menggaruk kasar kepalanya yang tida gatal, pikirannya terus saja memikirkan perkataan Fano.

🦋🦋🦋

"Gue mau ngomong, serius sama lo Cla" ucap Baskara, membuat Clara menghentikan makannya.

"Iya, ngomong aja"

"Gue minta, ini terakhir kalinya lo minta gue kesini sendiri" ujar Baskara, membuat Clara menatap Baskara.

"Kenapa? Gue ada salah?" tanya Clara yang sudah mulai panik.

"Jelas, bukan lo aja yang salah. Gue juga, kedekatan kita ini udah nyakitin satu pihak Cla" ujar Baskara.

"Siapa? Cantika?" tanya Clara, yang diangguki oleh Baskara.

"Jadi lo lebih pilih Cantika?" tanya Clara.

"Jelas, dia pacar gue. Gue sayang sama dia, kita cuma sebatas teman" ucap Baskara.

"Empat tahun ini, lo sama sekali gak ada perasaan sama gue?" tanya Clara.

"Gue gak segila itu, gue cinta sayang sama Cantika bukan sama lo. Buang perasaan lo Cla," ujar Baskara dan segera beranjak namun segera Clara tahan.

"Gak ada yang bisa, nahan perasaan dia sendiri Bas. Bohong kalo teman cewek sama cowok gak ada perasaan," ucap Clara.

"Itu buat lo, bukan gue" ucap Baskara dan segera melepaskan genggaman Clara.

Clara mengejar Baskara "Bas, tolong jangan gini" ucap Clara.

"Jangan deketin gue lagi," peringat Baskara, dan segera menaiki motornya.

Baskara Segede menggas motornya, pergi jauh dari rumah Clara. Clara mulai terisak, tepat didepan rumahnya.

"Baskara!"

"Lo tega!"

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Next gak ni?

Spam Komentar song, biar tambah semangat buat up!!

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang