Hancur

1.1K 91 0
                                    

Semesta, terus mempermainkan sebuah rasa.

-Author:)

C

antika berjalan menuju rumahnya dengan tatapan kosong, dan air mata yang terus menetes dimata indahnya.

Hatinya sangat hancur, jiwanya remuk. Tubuhnya menjadi rapuh, semua menyakiti.

"Can, lo kenapa?" tanya Udin saat melihat Cantika sangat kacau.

"Semua udah berakhir Din," ujar Cantika bergetar.

"Apa yang berakhir? Apa? Siapa yang nyakitin lo siapa?" tanya Udin.

"Fano,"

"Semua berakhir kayak dulu," Isak Cantika.

Udin semakin bigung, berakhir seperti dulu? Apa maksud Cantika.

"Dia lebih mentingingin orang lain, dibanding gue Din. Dia sama aja sama Baskara hiks.." Isak Cantika.

Udin segera mendekap tubuh rapuh Cantika, tubuh Cantika bergetar karena isakannya.

Semesta, terus mempermainkan sebuah rasa.

"Ada gue disini jangan nangis,"

🦋🦋🦋

"Fano!"

Fano segera membalikan tubuhnya, dan menatao Udin dengan datar.

"Apa maksud lo! Nyakitin Cantika?!" bentak Udin, Fano masih menatap Udin dengan tatapan datar.

"GUE TANYA MAKSUD LO APA?!"

"Bukan dia aja yang terluka Din, gue juga" ucap Fano membuka suaranya.

"Bukan cuma gue yang mentingingin orang lain, dia juga" lanjut Fano.

"Gue disana dalam keadaan sakit Fan-"

"Salsa juga sakit, jiwanya terguncang. Jiwanya sakit," potong Fano.

"Cantika butuh gue, saat gue lagi nemenin Salsa. Saat gue butuh dia, dia malah nemenin lo kan?" tanya Fano.

"Gue sendirian Fan, gue hidup sendirian" ujar Udin.

Lagi-lagi masa kelamnya tidak sengaja Fano, buka kembali membuatnya semakin terluka.

"Cantika juga hidup sendiri," lanjut Udin.

"Lo punya keluarga yang sayang sama lo, walaupun mereka sibuk. Tapi mereka bisa selalu ada buat lo,"

"Sedangkan gue,"

"Gue hidup sendiri dibumi yang luas ini! Gue hidup sendiri. Bokap sama nyokap? Mereka mentingingin diri mereka sendiri dengan cara berpisah" ucap Udin, yang sudah menangis. Dia sangat lemah masalah keluarga.

Ayah dan ibu Udin berpisah saat Udin berusia tujuh tahun. Udin selalu diperbutkan hak asuh, membuat Udin terguncang. Hingga jiwanya sakit, dia memilih untuk hidup sendiri.

Fano merasa bersalah, telah membuka masa lalu kelam sahabatnya itu.

Udin menghapus kasar air matanya "jangan sampe suatu saat lo nyesel nyakitin Cantika," lanjut Udin.

Udin menepuk bahu Fano "jangan sampe lo tersiksa karena penyesalan" lanjut Udin meninggalkan Fano sendiri.

"Maaf Din, maaf Can" lirih Fano.

🦋🦋🦋

Lagi-lagi Udin merasa sendiri dibumi ini, jiwanya rapuh.

Orang humoris, dan ceria. Menyimpan banyak luka dihatinya, dia tidak punya siapa-siapa dibumi ini.

Dia hidup sendiri, walaupun uang selalu dikirim oleh ayah dan ibunya. Dia tidak menginginkan uang, tapi mengingjnkan mereka kembali seperti dulu.

Ayah dan ibu Udin tidak memiliki pasangan, mereka hidup dengan karir dan uang mereka.

"Anjing!"

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Next?

Endingnya Cantika mau sana siapa?

Luka_10

CantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang