IV - Dearest!

157 16 0
                                    

Tak semua hal gila menemukan kemudahannya menemukan yang semuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak semua hal gila menemukan kemudahannya menemukan yang semuara.

---

Manusia adalah salah satu makhluk yang dikendalikan semesta. Dimana mereka masih percaya bahwa kebetulan hanyalah kejadian yang memang terjadi bukan tanpa alasan. Alias hanyalah sesuatu yang tiba-tiba terjadi tanpa direncanakan--kebetulan belaka.

Namun entah disadari pun tidak disadari sekalipun, sudah lebih dari ribuan buku mengatakan bahwa kejadian yang bernama kebetulan hanyalah sebuah taktik semesta yang telah sampai pada tanggal mainnya. Di mana hal itu telah digariskan untuk bertemu. Seperti saja kematian dan pertemuan, keduanya akan tetap datang kendati tidak sekalipun berniat mencari. Pertemuannya dan seluruh jemari yang sekarang mengamit pada dunianya, semuanya sudah ditakdirkan bertemu untuk saling melengkapi.

Melengkapi dalam artian kegilaan yang jelas membutuhkan partner agar semuanya menjadi lebih gila. Menjadi lebih panas. Persaingan kekuasaan yang luar biasa menguntungkan kedua belah pihak. Meskipun mereka semua tahu akan ada dimana muaranya, tetapi jelas kelima orang itu memiliki strateginya sendiri. Taktik gilanya sendiri. Dimana tak ada yang tahu satu sama lain. Mereka menyimpan rapat di dalam kepala sendiri, bahwa mereka mengira semuanya terjadi dengan rencana matang mereka masing-masing. Kendati yang selalu terjadi adalah, campur tangan takdir yang turut menjadi nomor satu penentu bagaimana satu di antara semuanya menemui akhirnya.

Begitu pula Jeon Jungkook yang sekarang berdiri di sebuah lobi parkiran sebuah bar yang lumayan besar. Terkenal menjadi bar dengan penyajian minuman memabukkan paling baik seantero Abel Red. Bangunan yang megah dan sudah menjadi satu di antara ratusan tempat hiburan yang selalu menjadi tempat di mana petinggi-petinggi yang terlihat seperti malaikat di depan, namun hanyalah iblis di balik pintu kaca transparan itu.

Pukul empat sore di mana sekarang Jeon Jungkook mulai menapaki setiap jengkal lantai dengan kaki jenjangnya. Langkahnya begitu tergesa seperti sedang dikejar setan dari neraka. Tetapi memang benar, telepon dari Aletha nyatanya telah membuat Jungkook seperti orang yang kesetanan.

Jungkook bukan hanya sedang mencoba mengikis jarak. Melawan waktu dengan mencoba sekarang berlari menerobos pintu yang jelas dengan dua penjaga yang bahkan tak berkutik kala Jungkook melewatinya. Sudah tahu siapa dia dan tak perlu ditanyakan kepentingannya karena seperti biasa sudah seperti pelanggan tetap. Namun Jungkook benar-benar membatalkan seluruh janji yang telah ia buat hari ini. Termasuk pertemuannya dengan Kim Dahyun yang akhirnya diundur untuk dua hari ke depan. Sialan! Jungkook bahkan sampai tidak memikirkan bagaimana nanti perusahaan bisa rugi dalam persen kecil karena Jungkook meninggalkan meeting di saat-saat krusial pembahasan saham.

Mungkin bagi sebagian orang Jungkook itu bodoh sekali meninggalkan meeting dan membiarkan perusahaan mengalami sedikit penurunan angka saham hanya karena sebuah telepon dan seorang gadis. Ya, Jungkook tahu dan dia memakluminya. Setiap orang memiliki prioritas yang tak bisa dijelaskan dengan gamblang. Sebagian orang akan membiarkannya mengendap dalam kepala. Membiarkan orang berspekulasi banyak tentang dirinya tanpa dirinya memberikan kejelasannya. Namun, yang sekarang ia prioritaskan adalah gadis manis tersayangnya.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang