XXV - Sayang

91 9 0
                                    

Kembali ke kamarnya, membiarkan dapur tetap berantakan seperti saat terakhir ia meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ke kamarnya, membiarkan dapur tetap berantakan seperti saat terakhir ia meninggalkannya. Meraih handuk untuk mandi dan berniat untuk pergi dari rumah. Setidaknya ia bisa melepaskan semua beban dalam kepalanya, pening, berat, matanya tidak bisa ia ajak bekerja sama atau setidaknya jangan menumpahkan air mata di depan pria mana pun.

Namun, sulit. Yerin rasa inilah jalan terakhirnya, pergi dari rumah, sementara waktu, kembali ke apartemen lamanya yang sudah terlampau lama ia tinggalkan. Mengilas balik semua kenangan yang ada, mengingat betapa dulu dunia memang kejam, tapi Yerin merasa dulu belum ada apa-apanya dibandingkan sekarang. Seolah bukan semesta saja yang mempermainkannya, melainkan ia ikut sebagai pemeran kekejaman tersebut. Anak, seperti yang Taehyung katakan, nyatanya membuat Yerin berpikir sedikit lebih terbuka. Sepanjang mandi, sepanjang sabun licin itu menggelincir di atas kulit pualam manisnya, kepalanya senantiasa memutar hanya seputar kalimat-kalimat pedas itu. Jujur saja, jiwanya agak porak-poranda saat Taehyung mengatakan bahwa dirinya kejam, mengorbankan seorang yang bahkan belum ada di dunia ini. Menjadikannya tawanan dan jaminan akan sebuah duniawi yang jelas hanyalah fana semata.

Yerin benar-benar memakai pakaian sembarang, hanya celana longgar dan coat besar berwarna cokelat tanah basah. Surai yang tergerai setengah basah dibiarkan saja. Semua nampak berantakan, bahkan hatinya pun ikut saja tidak berbentuk lantaran kepalanya seperti berdenyut nyeri. Apakah ini karmanya mempermainkan pernikahan? Tetapi bukankah pernikahan memang permainan orang kaya? Kenapa hanya dirinya yang merasakan getirnya?

Melewati pintu utama, menuju garasi tempat mobilnya terparkir sempurna tanpa seorang pun menyentuhnya, membiarkan hari ini ia akan membawanya berjalan-jalan setelah sekian lama hanya tidur dan dicuci.

Mobil Taehyung telah lenyap dari tempat biasanya, manusia itu sudah pergi setelah mencecarnya dengan kenyataan yang masih belum kepalanya terima dengan baik. Masalah datang bertubi tanpa mau bergantian saja, semuanya menimbrung jadi satu dan itu memusingkannya.

Sikap dingin Jungkook, nyatanya membuat Yerin tidak memiliki lagi semangat hidupnya yang membara, ia bahkan sampai berpikir inikah dunianya yang seharusnya ia rasakan tanpa bertemu Jungkook? Yang mana ia akan terasing sebegitu ngerinya? Tanpa manusia lain selain dirinya dan uangnya yang melimpah ruah. Perusahaan yang semula akan jadi milik Yerin sebelum semuanya buyar, nyatanya sekarang hanya mencantumkan nama Yerin sebagai co-directur terlebih dahulu. Namun, terkait tugas-tugasnya Jungkook telah lemparkan pada asisten kepercayaannya, menggantikan Yerin yang memang tidak diijinkan kelelahan.

Basi. Tidak ada yang menyenangkan lagi menurut Yerin selain mengemudi di jalan dengan kecepatan sedangnya, ia memang kalut, tapi ia masih mampu berpikir jernih untuk tidak mengebut dan membahayakan nyawanya. Bagaimana pun ia sebenarnya takut jika kematian menjemputnya secepat itu, ia ingin hidup lebih lama meskipun harus melewati badai gurun sekali pun.

Kalang kabut isi kepalanya, memarkirkan mobilnya di parkiran bawah, menuju lantai di mana apartemen lamanya berada menggunakan lift seorang diri. Kemudian bersandar setelah pintu besi itu tertutup, kedap, hening, sunyi, suasana yang semakin membuat Yerin tidak karuan. Hingga bunyi ting membuatnya terkesiap, ia sudah sampai dan senyumnya menyungging.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang