VIII - NEED

144 10 0
                                    

"Aku butuh sesuatu yang kembali menghidupkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku butuh sesuatu yang kembali menghidupkanku. Aku sudah lama mati, kendati selama ini aku masih bisa menyusun strategi."

___

Kala waktu tak lagi ingin melingkupi jutaan dusta yang menghuni buminya. Di saat sang malam tak mau lagi menutupi kebohongan yang selama ini tertutup begitu manis dalam kotak pandora. Saat sang bulan yang biasanya selalu setia tanpa menghakimi, sekarang menunjukkan secara terang-terangan semua rahasia yang masih tersimpan. Semesta tak pernah kehabisan cara menghancurkan strategi seindah apa pun, tetapi juga tak pernah kehabisan cara untuk menyatukan beberapa nyawa dalam satu lingkaran yang sama untuk intrik lainnya. Penyatuan dan perpisahan, seperti sudah hukum semesta yang tak pernah bisa diusik kendati teringin menghancurkan dengan teramat.

Ada beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan oleh pikiran. Semesta mungkin terlihat begitu ganas dan lembut sekaligus. Namun, untuk beberapa orang yang sekarang sudah saling menatap tajam di balik iris memerah itu, semesta hanyalah sebuah sarana untuk membuat keinginannya terpenuhi. Hasrat alami manusia; menguasai dan menjadi yang paling unggul. Mendewakan, dan berlagak sebagai Tuhan, padahal mereka hanyalah boneka semesta yang sedang menjalani hidup di atas punggung fana ini.

Kuasa seolah menjadi momok di mana semua orang selalu mengejar dan beringin sekali mendapatkannya. Seolah pelaku kuasa adalah segalanya. Memang benar, belum ada yang berani menyangkal bahwa semua itu salah. Selaku pemegang kekuasaan dari tanah keji, kota kelam bernama Abel Red, Kim Taehyung hanya ingin seluruh keinginannya terpenuhi. Ia sudah memiliki kuasa, paras indah pemberian semesta, dan sedikit hati guna merasakan cinta dan sesak. Ia merasakan keduanya, itulah juga alasan ia berada di sana. Di rumahnya bersama seorang gadis yang tak lain adalah gadis pengirim pesan itu. Aletha Park.

"Kenapa diam saja? Letakkan ponselmu dan katakan semuanya padaku," tegas Taehyung langsung tepat pada sasaran. Ia benci diabaikan. Sudah berulang kali dikatakan bahwa Taehyung sangat tidak suka keberadaannya tidak dihargai. Kendati dirinya yang mengundang, tetapi bukan berarti tamunya seenaknya sendiri. Bukan tamu, tetapi partner. Berkat gadis itu, Taehyung tidak pernah kehilangan satu inchi pun jejak dari gadis yang selama ini selalu menghindarinya dan begitu pula Taehyung yang mencoba untuk tidak mendekatinya, tetapi tetap memantau dari jauh. Menjaga dengan sepenuh hati.

Aletha tidak merasa sedang digertak, pun itu sudah biasa. Aletha tidak terkejut sama sekali dengan perlakuan Taehyung. Pemegang kuasa biasanya selalu menggunakan opsi kuasanya guna menggertak kaum di bawahnya. Kuasa bagi pemegang kuasa adalah layaknya kartu as. Akan muncul saat terdesak dan membutuhkan sesuatu tanpa bisa ditunda. Begitulah fungsi asli kekuasaan. Bukan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk mendapatkan segalanya.

Aletha meletakkan ponselnya setelah mengirim pesan pada seseorang. Ia tidak yakin sanggup menghadapi Taehyung sendirian. Ia butuh seseorang yang setidaknya bisa menjadi air untuk Taehyung yang berapi-api. Aletha bukan merasa lemah, tetapi ia sadar bahwa Taehyung mungkin tak akan segan melenyapkannya jika ia salah ucap.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang