XVIII - Butterfly's tatto

110 11 0
                                    

Dua bulan berjalan dengan peran Yerin yang mulai dijalankan dengan baik, dari mulai menjadi istri hingga menjadi cucu yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan berjalan dengan peran Yerin yang mulai dijalankan dengan baik, dari mulai menjadi istri hingga menjadi cucu yang baik. Nenek Jungkook dari Busan kembali mengunjungi rumahnya beberapa hari terakhir dan Yerin baru saja mengantarnya pulang setelah seminggu menerornya dengan pertanyaan tentang anak dan menyebalkannya lagi adalah nenek Jungkook yang seperti memanfaatkan umurnya yang bau tanah itu untuk terus mendesak Jungkook segera memiliki anak.

Menghela panjang napasnya, bersandar pada punggung sofa dengan Jungkook yang mencekik kaleng birnya yang baru dibuka. Sudah lebih dari sebulan Jungkook tidak meminum alkohol dan hanya mengonsumsi bir, itupun jika ia sudah ingin sekali yang tidak bisa ditahan. Seperti malam ini saat Yerin berani mempertanyakan perihal malam-malam dinginnya sebagai suami istri, tidur hanya tidur saja tanpa aktivitas panas apa pun yang membuat Yerin bingung sendiri. Padahal Yerin tahu Jungkook adalah tipikal pria dengan birahi yang membara. Yerin sedikit curiga jika Jungkook memiliki seseorang yang memberikannya kenikmatan itu di luar rumah. Terlepas dari semua tekanan karena pernikahan ini hanyalah sebuah kontrak berjalan.

"Kau tidak pernah menyentuhku lagi setelah malam itu, apa aku membosankan?" tanya Yerin tanpa tadang aling-aling, membuat Jungkook membatalkan keinginannya dan meletakkan kembali kaleng bir itu tanpa sekalipun sesapan dari bibirnya.

Kakinya beranjak, turun dari kursi tinggi di bar pribadi miliknya di kamar besar itu. Berjalan mendekati sofa tempat di mana Yerin bersandar sambil meletakkan kepalanya dengan nyaman dan sesekali memejam sambil mengambil napas panjangnya. Mungkin Yerin lelah dengan semua sandiwara ini, atau malah terlampau menikmati sampai saat Jungkook tidak pernah menyentuhnya, Yerin malah mempertanyakannya.

Berbalut piyama satin yang di dalamnya ada lingeri merah yang Jungkook belikan hampir penuh satu lemari, Yerin melepas ikat outernya sampai membuat bahunya terlihat, tulang kolarbonenya terekspos bebas bersama dua dada yang menyembul dari balik bra yang nampak ketat. Perut ratanya dan sekarang Yerin sengaja sekali menyingkirkan kain di atas pahanya, memperlihatkan seberapa mulus kulitnya dan beberapa bercak merah milik Jungkook yang masih tersisa di paha luarnya. Gigitan kecil dan kecupan sampai meninggalkan bekas merah bukan hanya di sana, melainkan di leher dan sekitar dada. Jungkook memang liar, tapi dua bulan ini Yerin tidak pernah mendesah lebih dari karena Jungkook menjelajah tubuhnya dengan kecupan surgawinya. Tidak ada aktivitas panas selain sesi saling kecup dan memberi afeksi pada tubuh masing-masing.

Jungkook mendudukkan dirinya di samping Yerin, meraih tengkuk Yerin agar Yerin mau menegakkan tubuhnya dan menatap ke arahnya, ada yang ingin sekali ia bicarakan terkait sikapnya yang agak dingin dua bulan terakhir. Ia menyadari juga, tetapi ia belum berani menjelaskannya. Jungkook bukan melalukannya tanpa alasan, ia ingin yang terbaik dan inilah caranya.

"Aku ingin bicara," ucap Jungkook, Yerin yang tadinya masih belum mau mengangkat kepalanya, mendadak langsung duduk menghadap Jungkook, melepas sekalian outernya hingga membuat Yerin tidak lagi mengenakan apa pun selain hanya selembar lingerie yang juga tidak serapat itu. Selera Jungkook terhadap lingerie tentu saja bukan yang menutup seluruh badan, melainkan selembar kain bolong-bolong dan renda transparan, hanya menutup rapat pada bagian dada dan bagian bawah saja.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang