XIX - Keraguan

88 8 0
                                    

Pagi kembali menyapa setelah sekian hari Taehyung selalu memilih tidur di kamar bawah daripada di kamar utamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi kembali menyapa setelah sekian hari Taehyung selalu memilih tidur di kamar bawah daripada di kamar utamanya. Alasannya cukup simpel yaitu telinganya tidak bisa beristirahat dengan tenang saat tengah malam lantaran selalu ada suara-suara yang ia sendiri tahu itu suara apa. Desahan sialan yang membuat dirinya tidak bisa duduk diam atau berbaring nyaman sambil membayangkan hal dewasa. Entah jadi panglima perang macam ada dulu Jungkook di kehidupan sebelumnya hingga mendapatkan takdir seindah menikahi Yerin dan menikmati malam hangat tanpa sekali pun terlewat tanpa desahan memekakkan itu.

Dari yang Taehyung dengar dari Jimin, Yerin baru saja menandatangani pemutusan kontrak kerjasama antar penulis dan penerbit, menyelesaikan satu naskah terakhirnya yang kini sedang naik cetak untuk yang pertama kali. Sebuah naskah pengganti karena kata Jimin naskah aslinya hilang tanpa bisa di kembalikan dari recycle bin. Dan sekarang Taehyung sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa selama dua bulan ia bahkan tidak mencium kecurigaan apa pun selain yang ia lihat dan amati yaitu perusahaan milik keluarga Kim Yerin melaju pesat luar biasa. Seolah memperoleh suntikan dana yang gila-gilaan dan membuat mereka bangkit dari keterpurukan sesaat yang sempat membuat Taehyung berpikir perusahaan itu akan runtuh dalam hitungan hari.

Taehyung berjalan ke dapur, ingin minum karena ia belum minum air putih sejak petang. Ia hanya meminum jus strawberrynya dan beberapa camilan tidak sehatnya. Bosan sekali ternyata menjadi seorang di balik meja kantor, lebih menyenangkan menjadi mahasiswa di luar negeri, bebas dan tentu saja memanjakan hidupnya.

Berjalan sambil menahan kantuknya karena setelah ia melihat pada jam dinding besarnya, jarum pendek sialan itu sedang menunjuk ke angka 3, jika biasanya Taehyung akan mendengar desahan tahap ke dua, maka sekarang hening yang menghampiri rungunya. Mungkin pasangan sialan itu tengah tertidur karena kelelahan, atau malah sedang bersiap untuk sesi morning seksnya yang, bolehkah sekarang Taehyung mengumpat?

Menenggak setengah gelas air dinginnya, Taehyung mungkin kurang tidur hingga membuat kepalanya menciptakan bayangan yang tidak-tidak, seperti saja saat Taehyung membayangkan Yerin turun dengan lingerie satinnya yang berwarna merah menyala, dengan tali yang diikat dengan benar dan surainya yang dibiarkan berantakan dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Berjalan menghampirinya sambil meraih gelas yang masih tengkurap di rak yang tidak jauh dari pijakannya. Seringai terukir tanpa bisa Taehyung sembunyikan, menyaksikan imajinasinya sendiri seperti kelewat nyata di depan matanya. Apalagi setelah ia terus mengamati sosok itu menengadah untuk memasukkan air dinginnya ke dalam perut, melewati kerongkongannya yang bergerak menelan, sungguhan Taehyung sepertinya mulai gila dengan semua fantasi liarnya tentang adik iparnya sendiri.

Taehyung terus memanjakan mata dan imajinasinya, langkahnya mendekat hingga ia tidak sengaja memijak ujung kain yang seketika membuat dirinya tersadar bahwa ini bukanlah imajinasi semata. Ini sosok yang nyata dan bukan hanya ada di kepala dan matanya. Gelas yang berada di cekikan tangannya pun seketika hampir terlepas dari genggaman jika saja sosok itu tidak menangkapnya dengan cekatan. Mata itu cantik, batin Taehyung. Bibirnya merah seperti gulali yang mengundangnya untuk sesapan pertama. Alisnya menukik sendu seolah ketegasan dan kelembutan melebur jadi satu. Suaranya, ya hanya suaranya yang belum ia dengar, membuatnya masih ragu benarkah ini nyata?

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang