XVII - Presense

94 9 0
                                    

"Hadirmu bukan kuasaku."

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Seringkali kebenaran membiarkan sebuah kebohongan dan kepura-puraan untuk sedikitnya berkiprah dalam waktu yang tak dapat ditentukan. Berdiri kokoh tanpa ada yang berniat menghancurkan, dan tanpa ada yang berniat membocorkan. Seolah kebenaran dan kebohongan adalah sejajar. Tidak ada yang berbeda, selisih yang tak terlihat. Namun, kebenaran tidak akan membiarkannya berdiri kokoh selamanya. Ia akan membuat kabohongan itu terhempas kala kebohongan itu sudah tidak lagi bisa menyelamatkan dunia.

Begitulah janji semesta, ia tak akan membiarkan kebohongan berada di atas kebenaran. Kendati tidak jarang mereka seolah sejajar, tetapi kebenaran tidak akan membiarkan kebohongan menguasai buminya lebih lama. Bagaimana pun dunia tidak butuh kebohongan untuk capai ketenangan, melainkan bersama kebenaranlah ketenangan itu tercapai. Meskipun akan lebih menyakitkan jika kebenaran pahitlah yang membumbung tinggi. Tetapi itu lebih baik, daripada tersenyum di atas kepura-puraan yang nantinya akan menyakiti lebih dalam.

Hadirmu bukan kuasaku. Park Jimin ingin sekali setidaknya membuka semuanya. Ia lelah berpura-pura tak tahu saat ia tahu segalanya. Ia bukan orang bodoh yang tidak tahu semua siasat sahabatnya. Pertemuan di klub malam itu membuat Jimin setidaknya tahu mana batas ia harus mempercayai Jungkook. Pernikahan itu hanyalah sebuah skenario, keuntungan bertebaran untuk kedua belah pihak. Jungkook yang menginginkan Yerin dan Kim Dahyun menginginkan kekuasaannya kembali.

Jimin sudah menduganya sejak lama, sejak malam di mana ia mendapati pesan dari ponsel Jungkook tetapi tertera nama terang Yerin sebagai pengirim. Lalu ia datang ke apartemen Yerin dan mendapati Jungkook tertidur dengan beberapa kissmark di leher. Paginya ia mendapati Jungkook mendesah sialan, bersama nama Yerin yang mengudara. Ia tahu Jungkook tidak buta dan tidak bodoh, ia mengatakan ia menyukai Yerin dan meskipun Jungkook selalu mengatakan menunggu konsent dan sama-sama mau tanpa paksaan, Jimin tahu bahwa Jungkook tidak akan sepasrah itu menunggu. Jungkook pria yang sangat kompetitif, maunya selalu menjadi nomor satu dan menang dalam segala hal. Tidak peduli apa pun caranya, intinya ia harus menang. Tak jarang pula Jungkook menggunakan cara-cara licik di belakang, dan Jimin sudah menduga semua ini akan terjadi. Jungkook tak akan tinggal diam. Dan malam itu ia tahu semuanya.

Bersama satu majalah dewasa yang menutupi wajahnya dan dua gelas tequila, Jimin merangkap diri sebagai mata-mata. Ia tidak bekerja untuk siapa pun, tidak untuk Kim Taehyung yang ada di Amerika kala itu. Ia melakukannya untuk dirinya sendiri.

Malam di mana Taehyung frustrasi dalam kamarnya, saat itulah Jimin menelpon Taehyung. Ia memang bukan sahabat yang baik, tetapi ia sudah seharusnya membuat sahabatnya berhenti memikirkan kemungkinan-kemungkinan tak benar saat ia memiliki kebenaran yang divalidkan. Untuk perjanjian itu, Jimin hanya tahu sebatas kesepakatan dengan Kim Dahyun. Namun, bagaimana pun Jimin tidak tahu kelanjutan perjanjian itu, karena ia pun belum sempat bertemu dengan Jungkook maupun Yerin semenjak hari pernikahan mereka. Ia sedang mencari tahu, tetapi seperti biasa Yerin susah sekali diselami. Tidak semudah itu membuat Yerin buka mulut.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang