XXXVI - Percuma diakhiri

69 6 0
                                    

Taehyung masih saling melempar kebencian, bahkan saat sedang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung masih saling melempar kebencian, bahkan saat sedang makan. Berhadapan dengan Jungkook membuat Taehyung kakinya merasa gatal sekali. Ingin pergi, tapi ia tidak mungkin pergi. Ia harus mau tidak mau membawa dua orang itu ke Busan hari ini. Mungkin setelah makan siang ini, mereka harus segera berangkat. Jarak antara Busan dari Seoul membutuhkan setidaknya 3 jam perjalanan, itu tidak terlalu lama, tapi jelas ia tidak boleh membawa mobilnya dalam kecepatan iblis, bahaya untuk calon ibu muda yang sekarang hanya makan salad saja dan susu, katanya kemarin makan banyak malah muntah pada dini hari, saat semua orang sudah tidur dan dirinya terbangun.

Sesi makan siang pun berlalu begitu hangat seperti hari kemarin, ibu panti juga sangat menyambut dua anggota keluarganya, tampan dua-duanya katanya. Seperti pangeran. Yerin tentu saja senang melihat ibu panti tersenyum sepanjang makan, tapi ada hal yang memang masih ia sembunyikan, kehamilannya.

Taera mulai merapikan mejanya setelah semua orang beralih ke ruang tamu, Yerin juga sedikit membantu Taera untuk membersihkan lantai, menyapu sedikit, karena jika diminta membawa tumpukan piring ke belakang, ia kadang oleng sendiri, licin tangannya.

"Aku bisa tanpa bantuanmu, lagipula ada Dara, suamimu menunggumu," ucap Taera meyakinkan Yerin agar tidak usah membantunya. Dara adalah anak perempuan beranjak remaja, sebentar lagi masuk sekolah menengah. Jadi, Dara sudah pandai membantu Taera urusan bersih-bersih.

Tiba-tiba Taehyung berdiri, bersalaman, Yerin bisa melihatnya dari arah meja makan, sedangkan Jungkook mengambil langkah ke arahnya, ia bukan takut, tapi malas menemui. Sekali lagi ia membenci pria, tidak terkecuali. Jika sebelumnya Jungkook dikecualikan, maka sekarang tidak. Ia malas membahas perkara ayahnya, ia akan menemuinya, tapi sekarang tidak jadi. Mungkin nanti saja, di pemakaman. Biar adil, ibunya juga mati, ayahnya kenapa masih hidup, padahal dia jahat pada ibunya. Namun, katanya orang jahat tidak cepat mati, ah Yerin kehilangan harapan lagi.

"Ke Busan hari ini, nenek sakit..." ucap Jungkook lirih, sengaja di telinga Yerin agar tidak ada yang mendengarnya. Ia baru tahu Yerin berada di sana setelah Taehyung membagikan lokasinya kemarin malam. Sekarang ia juga baru tahu jika sebanyak ini yang akan ia temui. Tapi, Taera, namanya dan parasnya, eropa sekali, matanya biru, rambutnya pirang manis. Bibirnya tipis dan ya kulitnya pucat sekali.

Tangan Yerin digenggam, tapi sebelum itu Yerin sudah berpelukan dengan Taera, berpamitan akan pergi untuk menemui nenek di Busan. Juga Jungkook yang bersalaman, meminta ijin untuk membawa Yerin. Dan akhirnya Yerin pergi dari sana, mobilnya sendiri-sendiri, dan Yerin tidak bisa memilih karena Jungkook menuntunnya menuju mobilnya. Yerin sempat mendengar helaan napas Taehyung di belakang sana, mungkin sedang mengumpati kelabilannya.

••

Perjalanannya masih jauh, Jungkook juga sangat fokus menyetirnya, seperti biasa menggunakan kemeja yang digulung bagian lengannya hingga ke siku. Seketika semua yang Yerin ingin lihat pun terlihat. Jungkook memang sesempurna itu, kendati yang hanya terlihat oleh mata kepala saja.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang