XXVI - Bodoh berkepanjangan

79 9 0
                                    

Membelah jalan, seperti biasa Jungkook akan sepanik ini jika ia kehilangan jejak wanita paling prioritas dalam hidupnya, melebihi ibunya karena ibunya bahkan ada di ruang tersendiri paling utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membelah jalan, seperti biasa Jungkook akan sepanik ini jika ia kehilangan jejak wanita paling prioritas dalam hidupnya, melebihi ibunya karena ibunya bahkan ada di ruang tersendiri paling utama. Melebihi bukan berarti melupakan ibunya, tetapi untuk saat ini Yerin adalah istrinya dan tanggung jawab menjaganya adalah miliknya. Memukul setirnya hingga tangannya, sempat kram beberapa saat lantaran terlalu keras. Ada genangan dalam air matanya, tidak ia biarkan mengalir karena ia bahkan rasanya mau meminta pada semesta agar semua manusia di sini lenyap kecuali dirinya sendiri dan Yerin. Ia mengidamkan dunia dongeng, yang mana pangeran bisa hidup dengan sang putri tanpa seorang pun menganggunya. Namun, kembali lagi ia harus sadar realita.

Arah mobilnya menuju apartemen barunya, dibeli beberapa minggu setelah menikah, ia memarkirkan mobilnya dengan tergesa, bahkan satpam penjaga pun merasa heran dengan orang yang biasanya selalu santai dan tenang dalam setiap pergerakannya. Berlari, tanpa mempedulikan ponsel yang tertinggal di mobilnya, berdering dua kali sejak ia meninggalkan mobil.

Tidak ada di dalam kepalanya kecuali Yerin, sempat terlintas bayangan tadi pagi, siluet indah yang ingin sekali ia jamah tapi ia menahan diri, ia masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya bukan karena ia tidak mau Yerin masuk ke dalam seperti biasanya, melainkan ia tidak mau Yerin melihat dirinya sehancur itu. Ia takut pada semuanya, ia mungkin akan kehilangan Yerin setelah ia mengetahui fakta bahwa ia mungkin tidak akan pernah bisa memiliki anak dengan wanita mana pun. Sesak dalam diri terus menghantamnya tanpa ampun, bahkan rasanya bernapas saja sulit sekali ia lakukan. Rongga dadanya menyempit dengan cara yang tidak semestinya, apalagi sekarang setelah kakinya menapak di atas lantai apartemen barunya dan ia tidak mendapati siapa pun di sana. Hening yang menyambutnya dengan kesunyian yang menyiksanya. Yerin tidak datang ke apartemen baru.

Opsi ke dua adalah tempat di mana Yerin selalu memilih menjadi pembicara di depan teman-temannya yang sebenarnya tidaklah seakrab itu. Sempat ia ragu akan mengambil persimpangan mana, kiri menuju rumah Jimin dan komplek hunian mewah milik Aletha, sedangkan kanan adalah jalan kampus yang mana apartemen Yerin yang lama ada di sana. Tidak pernah boleh dijual, katanya terlalu banyak menyimpan kenangan. Pertemuan bahkan sampai perpisahan yang hampir 3 kali.

Pergolakan hatinya akhirnya membawanya ke persimpangan kanan, ia yakin Yerin tidak mungkin jauh-jauh mencari pelampiasan, jika tidak ke klub ya ke bar. Namun, ia tidak yakin akan keduanya. Dengan melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang, Jungkook akhirnya sampai di apartemen Yerin 10 menit kemudian. Kembali napasnya berantakan, berlari, menuju lift yang penuh. Tidak sabar menunggu membuat Jungkook memilih opsi tangga agar ia bisa berlari semampunya.

"Tidak, yang pedas tapi tidak terlalu pedas. Rabokki, ya tanpa daun bawang. Oya, minumnya limun tanpa gula. Terimakasih..."

Jungkook akhirnya bisa bernapas lega setelah berhasil menaklukan lebih dari dua ratus tangga dan sekarang ia berada di ujungnya. Hampir pingsan dengan keringat yang membasahi pelipis, tapi semua itu lantas lenyap setelah melihat dari belakang, tubuh kecil yang bahunya tidak lebih lebar darinya, mengenakan coat hangat dan rambutnya diikat tinggi-tinggi. Tengah menelpon seseorang yang sepertinya hanyalah penjual makanan, yang biasanya akan mengantar sampai pintu untuk makanan kesukaan Yerin. Rabokki pedas sedang dan es limun tanpa gula.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang