XV - Me as epitome of power

117 11 0
                                    

"Kau boleh memiliki jutaan alasan untuk mengakhiri hidup, tapi cukup hanya satu alasan untuk tetap membuatmu hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau boleh memiliki jutaan alasan untuk mengakhiri hidup, tapi cukup hanya satu alasan untuk tetap membuatmu hidup."

___

Berbicara perihal semesta memang tidak pernah ada habisnya. Semesta terkadang suka sekali bercanda dengan takdir manusianya. Berlagak sok sekali menerbangkan hingga puncak tertinggi dunia, lalu kemudian menghempas semaunya hingga ke dasar jurang bumi terdalam. Seperti itulah yang semesta selalu mainkan pada setidaknya dua anak manusia yang sedang dalam sebuah persiapan untuk menghadiri pesta pentingnya. Bukan pesta, hanya sebuah perayaan yang setelah Kim Yerin pikir-pikir, semua itu hanyalah pusat dari masalah baru. Bukan masalah, tetapi kontroversi. Bahan untuk berita esok hari.

Kim Yerin sedang berpikir keras sembari mengikat rambutnya, kuncir kuda dengan style modern klasik yang membuat dirinya tampak lebih cantik dan segar di malam hari. Leher jenjangnya terekspos bebas dengan poni panjang yang hanya beberapa helai menjuntai di kedua sisi pelipis. Gaun panjang sebawah mata kaki berwarna biru gelap, saphire, atau indigo?  Tidak tahu, hanya saja gaun itu tampak begitu mahal. Jungkook sudah memesannya dua hari yang lalu di tempat langganannya. Ada belahan sampai paha di sisi sebelah kiri gaun. Lalu lengan panjang dengan Vnecknya yang mampu membuat belahan dada itu mengintip sedikit.

"Dasimu ke mana?" tanya Yerin setelah ia melihat Jungkook ada di belakangnya. Belum sempat menoleh, tetapi terlihat dari cermin besar di hadapannya bahwa Jungkook telah berdiri di sana dengan setelan pakaian yang sangat serasi dengan yang ia pakai. Dari warna, model dan sungguhan Jungkook sangat tampan malam ini.

"Ini. Pakaikan," kata Jungkook tanpa melebih-lebihkan. Padahal biasanya memakai sendiri, tanpa bantuan siapapun.

Yerin sempat menghela napas panjangnya. Ia bukan muak untuk kali ini, tetapi ia hanya sedang memikirkan perihal ia akan datang atau tidak. Ia baru saja menciptakan berita baik seminggu yang lalu lantaran menikah dengan Jungkook. Si pria muda terkaya seantero kota. Pria tampan yang jadi idola semua gadis walaupun dia bukan idol terkenal. Ia hanya mantan mahasiswa terpopuler, lalu menjadi CEO termuda yang sangat berdedikasi. Membuat sang ayah yang semula memegang perusahaan itu pun lepas tangan lalu membuka cabang lain dan pusatnya sudah Jungkook yang memegangnya.

Prestasi Jungkook banyak sekali. Dari mulai pemegang sabuk hitam karate, dan lainnya. Jungkook seperti dilahirkan tanpa cela. Kelewat sempurna hingga hanya ingin mencari kekurangannya saja terasa begitu rumit. Jungkook seolah tidak kurang apa pun sebagai manusia. Apa si? Kuasa? Dia jelas punya. Paras menawan? Sudah jangan ditanya. Dan beberapa kali donasi ke berbagai sekolah dan lembaga lainnya yang membutuhkan suntikan dana, Jungkook rutin melakukannya setiap tahun. Bahkan sebelum Yerin menjadi istri Jungkook, Yerin sudah sering ikut. Alasannya menyebalkan, bukan karena Yerin yang ingin, tetapi Jungkook yang memaksa ikut. Katanya ingin ditemani.

Penolakan adalah hal yang paling Jungkook benci dan Yerin mengetahui itu dengan sangat baik. Ia tidak pernah menolak, tidak pernah membantah, selagi apa yang Jungkook minta mampu ia penuhi. Namun, selalu jika permintaan Jungkook di luar batas konsent-nya, Yerin tidak akan segan menolaknya mentah-mentah. Seolah apa yang Jungkook katakan adalah hal gila. Pernah satu kali penolakan paling sialan yang justru membawa Yerin sampai di titik ia berpijak sekarang. Yaitu penolakannya atas pernikahan yang Jungkook tawarkan. Yerin tahu Jungkook menyayangi dirinya lebih dari seorang teman, tetapi Yerin tidak pernah menyangka jika Jungkook akan mengatakan hal yang sama dengan yang Taehyung ucapkan dulu.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang