XXII - Kenapa menutupi semuanya?

92 9 0
                                    

Membaca buku, meminum teh herbal, menyiram bunga, menyapu halaman meski maid melarangnya untuk menyentuh semua alat pembersih dan alat yang sekiranya akan membuat nyonya mereka menjadi kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca buku, meminum teh herbal, menyiram bunga, menyapu halaman meski maid melarangnya untuk menyentuh semua alat pembersih dan alat yang sekiranya akan membuat nyonya mereka menjadi kelelahan. Agak terkekeh saat melihat mereka begitu mengkhawatirkannya, padahal dulu kehidupannya lebih mengerikan dari sekadar tinggal di penampungan orang yang kehilangan pekerjaan. Ia yang dulu harus mati-matian mengerjakan semua hal yang kiranya bisa menghasilkan uang untuknya makan dan menyewa sebuah paviliun kecil penuh tikus yang berisik di malam hari. Mengingatnya sama saja sedang memancing air matanya agar keluar, meski yang sering terjadi adalah Yerin yang selalu menyeringai saat teringat betapa kejam kehidupan sempat menghantam awal masa pendewasaannya.

Memilih duduk di teras atas karena teras bawah masih dalam pembersihan maid, pagi sekali ia sudah menyesap teh herbal yang sudah diisi ulang dua kali. Memandang bosan, nyalang ke arah langit yang tiba-tiba menampakkan tanda-tanda akan turun hujan. Bulan hujan memang sudah tiba, membuat beberapa orang sangat keribetan jika memiliki banyak pakaian yang dijemur dan tiba-tiba air langit itu membasahi semuanya.

Berdiam diri saja nyatanya telah banyak mengonsumsi energi daripada saat dirinya sibuk dengan dunianya di kantor Jimin. Memanjakan otaknya yang memang dasarnya hobi memfrosir diri membuat Yerin seolah kehilangan ambisinya, membiarkan sebagian otaknya kembali memutar memori-memori lama, hingga ia teringat sedikit perihal kakeknya. Apa sekarang pria tua itu sedang sibuk sekali mengurusi perusahaannya? Ah ya harusnya tidak perlu ditanya, karena itulah kebenarannya.

Melipat pada halaman terakhir bukunya terbuka, menandai mungkin ia akan berminat kembali meneruskan kisah dalam buku bersampul hitam itu. Kisah cinta romeo dan juliet yang terjadi di era modern. Harusnya Yerin membenci kisah romantis seperti yang biasa ia lakukan, tetapi entah kenapa ia membelinya dan membacanya hampir setengah. Ceritanya membosankan, hanya adegan ciuman dan beberapa lembar tentang adegan ranjang yang membuat mulutnya menguap bosan. Alurnya datar, monoton, tetapi sebagai penulis ia sadar sekali bahwa setiap buku akan menemukan sendiri tuannya yang mencintainya, hanya saja sekarang Yerin mungkin bukan tuan yang tepat untuk buku itu, karena ia selalu mencintai misteri apa pun alasannya.

Menutup matanya, berharap hujan segera datang karena ia ingin hujan-hujanan saja. Ia malas sekali ke kamar mandi karena teringat setumpuk tes kehamilan yang memberinya nihil sebagai hasil akhirnya. Bukan sebal, tapi sekadar bertanya-tanya sampai bosan sendiri. Ada apa yang salah? Apakah yang dokter itu katakan semuanya benar? Jungkook? harusnya dia tidak mengalami itu karena tubuhnya sangat sehat!

Yerin tiba² mengira kalau ia sedang mengalami sleep paralys, karena sekarang kelopaknya terasa berat sekali terbuka dan ia tidak bisa membuka matanya saat ia dalam kondisi sadar sesadar-sadarnya. Namun, segera penciumannya mengenali aroma maskulin manis dari arah belakangnya. Benarkah Han Jungkook pulang seawal ini? Bahkan sepertinya baru sampai kantor dan langsung kembali ke rumah? Biasanya ada yang tertinggal, dompet atau mungkin bekal makan siang? Tapi sepertinya Jungkook tadi pagi tidak meninggalkan apa pun.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang