XVI - Andromeda

102 9 0
                                    

"Layaknya galaksi yang menampung banyak bintang besar lainnya tanpa sekalipun merasa penuh, seseorang harus bisa menjadi sekuat andromeda.
bukankah begitu seharusnya?"

bukankah begitu seharusnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Menuntaskan apa yang memang harus dijelaskan. Malam ini Kim Dahyun akhirnya mengudarakan pernyataan bahwa ia mengaku memiliki seorang cucu perempuan dari anak sematawayangnya, Kim Aira yang sudah tenang di surga. Awalnya ia ragu, tetapi ia teringat janjinya pada cucunya sendiri kalau ia akan mengenalkannya pada publik saat usianya sudah matang memegang satu perusahaan. Ia sempat down saat perusahaannya kalah jauh dari dua saingan lamanya, Jeon grup dan Kim Group. Namun, semesta kembali baik dengan dirinya, ia bertemu Jungkook di sebuah kedai minuman. Anak laki-laki dari Jeon Jungwoon yang ternyata tampan dan cerdas sekali. Bahkan bukan hanya cerdas tetapi licik dan sedikit nakal. Dia mengenalkan dirinya tanpa basa-basi, membahas sedikit perihal kenapa dirinya bisa sampai mendatangi tempat sialan itu. Lalu keduanya saling bertukar masalah, tetapi tentu saja itu sebuah kesalahan.

Kim Dahyun bukan pria bodoh yang tidak menyadari bahwa Jungkook bukan tidak sengaja mengikutinya, ini pertemuan yang sudah Jungkook inginkan. Kim Dahyun sengaja tidak membawa siapa pun saat datang ke kedai minuman itu, dia seorang diri dengan jaket tebal dan masker. Jumgkook sedikit lebih santai dengan sweater hitam dan masker putih. Topi baseball dan tangan kosong, hanya ponsel yang digenggam. Dahyun masih bisa mengingat dengan jelas malam itu.

Konversasi yang akhirnya berujung pembicaraan perihal cucunya, cucunya yang tinggal di rumah besarnya. Yang telah menyelesaikan pendidikan sastranya dan memilih menjadi seorang penulis. Tidak jarang cucunya memilih pulang ke apartemen miliknya sendiri daripada di rumah besarnya, katanya ingin yang lebih dekat. Hingga akhirnya Dahyun  mengerti bahwa alasan Yerin jarang sekali pulang ke rumah adalah putra Jeon. Jeon Jungkook alasannya.

"Kudengar, perusahaanmu kacau balau. Kalah tender? Sahammu turun, aku melihatnya di tradelist tadi pagi," ujar Jungkook kala itu. Perangainya benar-benar seperti anak polos yang baru lulus sekolah menengah, tetapi jika sudah berbicara maka aura kuasanya menguar tanpa bantahan. Terlalu kuat, hingga jikapun anak itu tidak mengenalkan dirinya sebagai Jeon Jungkook, semua orang sadar bahwa aura bau uang Jungkook terlalu kuat. Seperti apa-apa pun lakunya, Jungkook tidak bisa terlihat biasa saja.

Kala itu Kim Dahyun hanya tersenyum sinis saja. Itu anak dari rival bisnisnya. Yang juga berhasil mengalahkannya di deretan pasar saham. Jungkook memang masih muda, tetapi intriknya selalu bisa diperhitungkan di dunia bisnis.

"Itu hanya kesalahan teknis. Aku tidak pernah kalah selama ini. Ini hanya persoalan aku yang membutuhkan jiwa muda sepertimu, Jeon muda," jelas Dahyun, sebenarnya itu hanyalah basa-basi. Ia tidak berniat memaksa cucu perempuan manisnya terjun ke dalam dunia bisnis yang mengerikan ini. Persaingan gila-gilaan yang selalu memaksa isi kepala berputar cepat dan tepat. Karena jika meleset satu poin saja, maka perusahaan akan jatuh ke lembah tanpa dasar.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang