XXXV - Semesta tahu

73 5 0
                                    

Jungkook tetap datang ke kantornya seolah tidak pernah ada kejadian kacau di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook tetap datang ke kantornya seolah tidak pernah ada kejadian kacau di rumah. Ia tetap memakai pakaian formalnya, ponselnya, dan sebagian besar data-data perusahaan dalam segenggam flashdisknya. Entah ia bodoh atau terlalu percaya diri bahwa Yerin akan kembali padanya tanpa pun ia lebih dulu mencarinya. Ia percaya pada Taehyung kali ini, entah karena dendamnya mereda atau karena sikap Taehyung yang dirasa mulai menampakkan Taehyung yang dulu. Jungkook masih menunggu, ia bahkan tidak menelfon siapa pun sedari malam. Tidak Jimin, Aletha, atau bahkan Taehyung. Yang ia kirim pesan adalah ponsel Yerin, meskipun tidak ada balasan, ia tetap menyapanya dengan selamat pagi mommy dan jagoannya. Terkesan manis, tapi ia bahkan tetap merasa kosong, dan anehnya ia tetap tidak ingin mengejar Yerin yang memilih lari darinya sementara waktu. Ia tidak peduli pada surat perceraian yang Yerin minta, ia tidak berniat membuatnya, dan ia sama sekali tidak memiliki waktu untuk membuatnya, menandatanganinya, karena tandatangannya tidak diciptakan untuk meresmikan surat cerai, melainkan untuk meraup uang dalam bisnisnya.

Sedangkan Taehyung baru sampai di kantornya pukul 9 pagi, pulang ke rumah dulu untuk berganti pakaian dan saat di ruang tamu ia menemukan kertas-kertas yang diremas dengan sengaja. Ia membukanya dan itu tulisan Jimin, selalu mengkhawatirkan Jungkook yang tidak tahu diri dan sekarang ia geram sekali rasanya. Jungkook memang tidak mungkin bunuh diri kali ini, Taehyung paham betul Jungkook tidak akan sekacau hari kemarin yang mengurung diri di ruang kerja karena ia terlalu egois untuk dikatakan pria yang mencintai wanitanya. Jungkook pasti tidak akan mencari Yerin seperti kemarin, alasannya jelas karena pikir Jungkook Yerin tidak akan pergi darinya membawa anaknya saja.

Namun, sepertinya ada yang belum Jungkook pahami dari Yerin, sesuatu yang tidak pernah Yerin tunjukkan. Sebuah kekecewaan tidak akan merubah sebuah keputusan. Anak tidak akan membuat kekecewaannya hempas, bahkan Yerin tidak akan pernah masalah jika harus membesarkannya seorang diri. Katanya, ia boleh hancur, ia boleh tidak percaya pernikahan, tapi keputusan memiliki anak adalah kehendaknya. Ia sudah memutuskan menjadikan sperma Jungkook menjadi seonggok manusia, dan saat keputusannya ini berbuah kekecewaan, ia tidak boleh gegabah dengan membuangnya. Kali ini ada yang berhak hidup, kendati tanpa ayahnya. Yerin sempat mengigau dalam pelukan Taehyung, jadi Taehyung tahu apa yang ada dalam benak Yerin sebenarnya.

Taehyung masih memiliki harapan bahwa Jungkook memiliki sedikitnya rasa penyesalan tidak menyusul Yerin, tetapi saat ia mencarinya di rumah, Jungkook tidak ada. Benar-benar, anak itu. Keegoisan dari darah ayahnya tidak akan pernah hilang. Dia memang menyayangi Yerin, Taehyung tidak buta, ia melihatnya begitu jelas. Namun, sisi kepemilikan dan egonya juga sama gilanya. Jungkook tetaplah anak pak Jeon yang berselingkuh dengan jalang hanya karena istrinya lebih memperhatikan anaknya dan beberapa pekerjaan rumah.

Berengseknya ternyata ada yang melekat, sialan! Umpat Taehyung tanpa ragu.

••

"Siapkan berkas untuk pengajuan ke perusahaan publisher milik Park Jimin," ucap salah satu sekretaris Taehyung, wanita yang berdedikasi pada kemajuan, perusahaan benar-benar membutuhkan karyawan yang seperti itu. Yang memberikan kemampuannya di atas gaji yang diterimanya.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang