XXI - Ketahuan

79 8 0
                                    

Sudah lebih dari sepuluh jam sejak pesan itu dikirimkan oleh Taehyung, berharap bahwa paginya akan disambut oleh segelintir aksara dari pengirim yang sama, tapi nihil yang ia dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari sepuluh jam sejak pesan itu dikirimkan oleh Taehyung, berharap bahwa paginya akan disambut oleh segelintir aksara dari pengirim yang sama, tapi nihil yang ia dapat. Taehyung hanya mendapati pesannya bahkan tidak dibuka. Anehnya Aletha bahkan sama sekali tidak terlihat memegang ponselnya sendiri karena terpampang nyata di profil perpesanannya kalau terakhir Aletha membuka perpesanan adalah sebelum ia mengirimkan pesan itu tengah malam.

Taehyung beralih menghubungi mata-matanya, seorang agen bayaran tertinggi dari sebuah agensi. Taehyung bayar hanya untuk mengikuti kemana Yerin dan Jungkook pergi, mengetahui tentang ponsel dan menyadapnya tanpa sepengetahuan keduanya. Hingga akhirnya Taehyung membuat janji pertemuan di sebuah kafe yang mana ia tidak mengajak Jimin untuk keamanan data rahasianya. Taehyung percaya Jimin, tapi ia akan memberitahunya nanti saja, meskipun ia tahu juga Jimin berteman dekat dengan Jungkook dan Yerin. Taehyung hanya sedang menguji kepercayaannya, apakah ia masih percaya pada manusia atau ia sama sekali tidak membutuhkan manusia lain selain dirinya sendiri.

Selesai mengirim pesan, Taehyung berniat untuk pergi ke kantornya dulu, mengurus beberapa keperluan yang harus ada tandatangannya sebagai penanggung jawab. Tentu saja tidak bisa diwakilkan, dan Taehyung tidak ada pilihan lain selain menyambar handuk putihnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk sekadar mencuci muka dan mandi jika ia sempat, atau lebih tepatnya mandi jika ia tidak sedang malas menyentuh air. Tidak bohong paginya dingin sekali, setelah semalaman hampir tidak bisa tidur karena kepalanya agak berdengut nyeri. Kurang tidur dan sepertinya ia kurang memperhatikan asupan makanannya. Ia terlalu banyak mengonsumsi makanan sampah daripada sandwich dan buah. Ia mungkin akan mulai memperbaikinya hari ini, seperti membawa bekal dari rumah yang di masak oleh tangannya sendiri. Di samping lebih sehat, tentunya tidak akan membuang waktu dengan memesan di kantor.

Berpakaian lebih formal hari ini, kemeja putih yang sudah ia setrika dengan bantuan maid, jas hitam dengan dasi berwarna senada. Sepatu yang mengkilap dan gaya rambut yang masih tidak berubah, memperlihatkan dahi dan belahan kiri yang membuat siapa saja pasti menahan napasnya sangking tampannya. Tidak terkecuali fakta yang diam-diam Taehyung dengar dari pembicaraan para karyawannya, terlebih sekretarisnya yang sengaja ia pilih bukan seorang wanita, melainkan seorang pria yang 5 tahun lebih tua darinya, memberitahunya bahwa dua hari lalu bagian resepsionis telah kehilangan satu kandidatnya karena harus masuk rumah sakit. Taehyung bertanya, kenapa, dan sekretaris yang tidak kalah tampan darinya menjawab dengan menahan tawanya kalau kandidat itu menderita lepas kuku ibu jari kaki karena tidak sengaja menendang meja saat tidak fokus pada jalan selagi memperhatikan Taehyung melewati ruang kandidat.

Taehyung sempat terkekeh, tapi itu tidak serta merta membuat dirinya bangga. Ia tetap menganggap dirinya menyedihkan, karena kendati ia diidolakan oleh gadis kantornya, tetap saja ia tidaklah pernah terlihat di mata adik iparnya sendiri dan bahkan oleh adiknya. Jungkook juga sama saja, berbulan sudah mereka satu rumah, tapi tidak pernah terasa kehangatan keluarga seperti pada umumnya keluarga yang saling mengasihi. Hanya ada silat laser dari mata masing-masing, berseberang meja makan pun sama saja tidak ada yang berubah. Selain hening, tentu saja hanya suara sendok yang saling bertabrakan yang menginvasi suasana makan malam yang bahkan tidak lebih dari seminggu sekali terjadi.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang