XXX - Kehancuran yang tertunda

79 8 0
                                    

Yerin hanya sanggup mengingat sekilas demi sekilas meski ia mengingatnya secara keseluruhan dari awal hingga akhir apa yang dikatakan oleh Aletha berkat ia memperoleh telepon dari Jimin yang ternyata adalah panggilan tiga orang, suara napas Taehyu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yerin hanya sanggup mengingat sekilas demi sekilas meski ia mengingatnya secara keseluruhan dari awal hingga akhir apa yang dikatakan oleh Aletha berkat ia memperoleh telepon dari Jimin yang ternyata adalah panggilan tiga orang, suara napas Taehyung dan suara serah pasrah Jimin hingga suara Aletha yang mendominasi. Pengakuan dari awal dirinya saling melempar kebencian, hingga hari ini saat Yerin sudah menganggap Aletha lebih dari seorang teman.

Yerin baru saja menyadari selama ini ia hanya sedang menyaksikan drama semua temannya, dan juga fakta baru yang ia baru saja dengar dari Aletha yang memilih menemuinya siang ini di rumahnya. Pengakuan bahwa ia sudah lebih dulu memiliki kesepakatan dengan Jungkook. Dan Jungkook menyembunyikan dengan begitu apik sampai hari ini ia tahu. Mungkin ini hanyalah kehancuran yang tertunda, ia tidak akan mentoleransi kebohongan, karena kebohongan bukanlah sebuah kekhilafan, melainkan itu dilakukan secara sadar untuk meraih sesuatu di balik kebohongan itu sendiri.

Yerin sedang menahan dirinya untuk tidak menangis, padahal ia baru saja merasa lega setelah memakan buahnya dan merasa perutnya tidak kembali memberontak seperti tadi pagi. Seperti biasa ia di rumah sendirian, bersama maid dan beberapa pekerja kolam. Jungkook ke kantor sejak pagi, bersama Taehyung dan keduanya berangkat secara terpisah. Yerin sudah tidak lagi berada di dapur kalau pagi, tidak lagi menyiapkan sarapan seperti hari-hari sebelumnya dan membiarkan kedua pria itu berangkat hanya dengan perut terisi susu tinggi protein dan roti tawar tanpa isian.

Aletha semula datang sendirian, tetapi kemudian dari pintu utama muncul seseorang lagi setelah setengah jam berlalu keduanya saling hening, saling berhadapan, dengan dua gelas teh manis herbal yang belum juga disentuh oleh sang tamu maupun Yerin sendiri. Seseorang yang masuk dengan napas terengah seolah baru saja mengikuti olimpiade lari cepat, Park Jimin langsung berhambur duduk di sofa yang sama dengan Yerin, memeluknya setelah Jimin menyadari tatapan Yerin bahkan lebih kosong dari sekadar guci lembab di tengah gua tak berpenghuni. Mungkin terkejut, atau bahkan sedang menahan iblis dalam dirinya agar tetap tenang, karena bagaimana pun Yerin sudah mendengar semuanya sejak hari kemarin.

"Yerin, tenang ya tenang..." ucap Jimin setelah berhasil membawa Yerin dalam pelukannya, bukan semata-mata ia mencari kesempatan, tetapi ia memang tahu love language Yerin adalah sentuhan fisik.

"Bagaimana bisa Jungkook membohongiku, Jim?" tanya Yerin, retorik, karena Jimin tahu Yerin tidak membutuhkan jawaban dari siapa pun, bahkan jika nanti Jungkook menjelaskan pada Yerin perihal semua kebohongannya, Yerin mungkin akan dengan senang hati tutup telinga. Yerin bisa menerima pengakuan, tetapi tidak penipuan.

Sedangkan Aletha bukan hanya menangis, ia yang selama ini dikenal hati batu, kepala iblis, pun sudah lebih dulu menghabiskan tisu lebih dari lima lembar. Ia memang bisa acuh pada dunia, tapi jika berkaitan dengan ayahnya, keluarganya, semua latar belakangnya yang mana ibunya bahkan tidak lagi pernah mengunjunginya, akan mudah sekali bagi Aletha untuk menjadi hancur lebur. Sekarang yang Aletha miliki hanyalah dirinya sendiri, ayahnya, dan sekarang Yerin yang jelas akan membencinya kembali. Ia menyesal, harusnya ia tidak pernah mengatakan semua ini sekarang, tetapi segalanya sudah terlambat untuk disesali. Sememohon apa pun dirinya pada semesta untuk memutar waktu, tidak akan ada yang berubah.

Perfect Pentagon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang