Pasto - Aku Pasti Kembali
Aku hanya pergi 'tuk sementara
Bukan 'tuk meninggalkanmu selamanya
Aku pasti 'kan kembali pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembaliKuala Lumpur, 10.00
Pagi ini adalah hari dimana Laura dan aku akan bertemu. Bila saja aku bukan seorang lelaki dan mungkin ia sudah kutampat habis - habisan dengan tanganku sendiri detik ini.
Dengan atasan off-shoulder yang ditutup oleh jaket dan rok pendeknya ia melenggok masuk kedalam ruangan ini.
Hanya ada aku, Zaidi, dan Adit serta Laura diruangan ini. Aku dan laura duduk hadap - hadapan dengan Adit disebelahnya.
"Apa kabar Ahmad sayang? Senang bertemu denganmu" ucapnya manja membuatku semakin jijik dengan tingkah wanita ini.
Zaidi meneguk ludahnya dan beberapa kali kudengar ia beristighfar. Bagaimana tidak pakaian Laura terlalu terbuka dengan belahan dadanya yang mengintip.
"Aku tidak punya waktu basa - basi. Sebutkan apa maumu. Kenapa kau menggangguku? Kita bahkan tidak pernah memiliki hubungan. Kejadian dimasa lalu juga bukan atas kesadaran kita berdua. Itu semua bermula dari kau" ucapku tegas padanya.
Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kedepanku. Mendudukan dirinya dihadapanku lalu membuka jasnya. Mataku tertutup rapat. Apa maunya wanita ini? Tidak perlu kulihat pun aku sudah tidak ada nafsu dengan wanita seperti ini.
Adit berlari menujunya dan memakaikan kembali jaket Laura dengan cepat dan bahkan menggeretnya kembali untuk duduk di kursinya.
"percayalah, badanmu itu tidak menggoda sama sekali. Tidak perlu membuka pakaianmu berpakain saja kau tidak membuat kami nafsu" ucap Adit dengan sengaknya.
Bisa kulihat dari raut wajahnya kalau ia sangat kesal. Tapi terima kasih sudah melakukan hal itu. Ini bisa menjadi bukti bahwa memang wanita penggoda yang tidak tahu malu. Semua ini atas dasar dirinya dan tidak ada sangkut pautnya denganku. Tidak sadarkah kau Laura semua restoran mempunyai teknologi CCTV. Tidak mungkin kau tidak tahu itu bukan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...