Tepat beberapa hari yang lalu aku menghubungi kedua orang tua Alina melalui Kalisha. Rasanya memang kurang sopan karena tidak menemui mereka secara langsung. Tapi apa boleh buat jarak yang membentang terlalu jauh dan disini aku masih mengurus prosesi persidangan.
Untungnya saja orang tua Alina pengertian dan dapat memahami. Malah mereka berterima kasih padaku karena bertanggungjawab memulihkan nama Alina kembali dengan baik.
Kami bercengkrama cukup lama meskipun hanya via suara. Banyak hal yang kami bicarakan seperti masa kecil Alina dan apa yang membentuknya sampai seperti sekarang. Dua jempol kuberikan pada Alina karena telah bertahan sampai saat ini.
"Alina anak yang sangat kuat. Bisa dibilang lebih kuat daripada kakak-kakaknya. Dia itu penurut dan nggak pernah neko-neko. Papa cukup menyesal karena nggak banyak waktu sama dia dan nggak bisa minta kakeknya untuk nggak terlalu keras sama Alina." Ucap Papa Alina.
Iya, kedua orang tuanya memintaku untuk memanggil dengan sebutan Mama dan Papa. Katanya karena hubungan kami sudah lumayan dekat. Jadi seperti ini rasanya diterima di keluarga kekasih?
"Izinkan saya untuk meminang dan menikahi Alina Pa." Aku meminta izin dengan tulus. Berharap ini benar-benar diizinkan.
"Bisa kamu janjikan kebahagiaan untuk putri saya? Pernikahan bukan hal yang sepele. Harus dipikirkan baik-baik agar meminimalisir kemungkinan perpisahan." Tanya Papa Alina dengan suara yang tegas.
"Saya tidak akan mengumbar janji tapi izinkan saya untuk membuktikan bahwa pernikahan ini akan berhasil. Insya Allah niat baik akan dibalas dengan yang baik pula." Jawabku.
"Saya pegang omonganmu. Tapi sekalinya kau berani mematahkan hati anak saya. Tidak segan-segan saya patahkan leher kamu." Ancam Papa Alina.
Aku bisa paham mengapa seorang ayah begitu takut anak-anaknya kenapa-kenapa. Karena mereka yang sedari dahulu mendidik anak-anaknya.
Jelas tidak ingin melihat anaknya tersakiti oleh orang lain atau menjadi orang yang merugikan.
"Mendidik anak tidak mudah, tidak harus sempurna yang terpenting jangan gagal menjadi orang tua." Ucap Papa Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...