Kamarku saat ini terasa sangat sepi. Kennard tidak bisa datang kemari karena harus pergi ke San Fransisco mengurusi beberapa hal disana. Ms. Kareena juga berhalangan hadir karena sedang mengambil cuti beberapa hari untuk persiapan pernikahannya.
Sebuah pesan singkat masuk dan tertera nama Dika disana.
"Hai, sedang apa?" Tanyanya
"Sedang mengamati langit malam. Bintang muncul banyak sekali malam ini" jawabku
"Lagi sendirian?" Ia bertanya
"Huum" jawabku berdehem
"Kalau aku datang boleh? Kebetulan aku baru membeli beberapa bahan. Aku bisa memasakkan sesuatu untukmu"
"Silahkan saja" jawabku
Tak berselang lama suara bel mulai berbunyi. Aku membuka pintu dan terpampanglah lelaki yang membantuku menjalankan bisnis ini.
Aku mempersilahkannya masuk dan dengan sigap ia menuju ke dapurku.
"Aku mulai masak ya. Kau duduk saja" ucapnya dan dibalas anggukanku.
Dika, mengapa tingkahmu terkadang membuatku ingat dengan Ahmad. Meskipun jelas lebih baik Ahmad.
"Kau sering masak?" Tanyaku padanya yang sedang mencincang bawang putih.
"Tidak juga, tapi aku sering melihat kakakku masak jadi ingin saja"
"Mengapa kau tidak fokus dengan kuliahmu saja? Apa tidak lelah belajar kedokteran dan membantuku mengurus bisnis?" Tanyaku. Aku penasaran dengan jawabannya.
Menurutmu bagaimana? Seorang mahasiswa kedokteran harus membagi waktu dengan pekerjaan yang bukan bidangnya apalagi tuntutannya sangat besar disini karena perusahaan yang ia bantu bukanlah perusahaan kecil. Satu kesalahan bisa berdampak sangat fatal.
"Aku selalu diberi nasihat oleh ayahku. Untuk mengatur uang, mencari peluang, dan menjaga apa yang perlu dijaga. Meskipun, ia ayah angkat aku sangat bersyukur bisa ditemukan oleh keluarganya" ungkapnya sambil mengaduk sedikit bahan - bahannya.
Sebentar, dia anak angkat? Aku tidak percaya mendengarnya.
"Maaf sebelumnya. Kau bilang kau anak angkat? Bisa ceritakan sedikit padaku kalau tidak keberatan"
"Iya, aku adalah anak angkat. Aku ditemukan di jalanan oleh kakak angkatku, Elfareya. Saat itu kondisiku tidak karuan karena terlalu lama hidup dijalanan. Kedua orang tuaku menggadaikanku kepada rentenir dan setelah itu aku menjadi kacung mereka untuk menjadi pengemis di jalanan"
"Hari itu aku kabur diam - diam dengan uang seadanya yang kuambil dari hasil minta - mintaku hari itu. Dengan menumpang truk yang entah pergi akan kemana. Tiba - tiba aku sampai di suatu daerah yang cukup jauh dari tempat asalku dan ditemukan di sana oleh kakakku. Aku sangat bersyukur bisa ditolong olehnya. Sepertinya suaminya sekarang adalah berkah baginya karena sudah menolongku"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...