Dear diary,
Sekarang aku sedang berada di atas awan yang bergumul menjadi satu. Awan tipis yang tertabrak pesatnya pesawat yang melaju.
Pesawat ini akan membawaku kembali kepada seseorang yang kutunggu sejak berbulan lalu atau mungkin tanpa kusadari sejak berbulan lalu.
Semalam aku bermimpi tentang dua insan yang kini menerima dirinya masing-masing menjadi satu dalam ikatan yang pasti.
Tidak ada keraguan dan menoleh kebelakang. Tidak ada yang berani mengusik karena doa yang terpancar dari khalayak ramai selalu tercurah. Insan yang beruntung meski sempat terjatuh dan disungkurkan.
Apakah ini sebuah pertanda untukku? Atau hanya hiburan semata dikala lelahnya kehidupan yang temaram.
Sehabis hujan kemarin aku mulai melihat redanya rintik berganti cahaya indah berbentuk pelangi. Dari ujung menuju ujungnya.
Tapi yang kuinginkan bukanlah pelangi yang hanya muncul sementara. Aku ingin fajar hingga senja. Selalu ada walau berbentuk duka atau bahagia. Tidak pernah berpisah dan selalu berpapasan dari awal sampai hari berakhir.
37.00ft //Alina Haya
Tiba-tiba pesawat kami mengalami guncangan yang cukup hebat. Terombang ambing dengan cukup keras. Aku memejamkan mata ketakutan sekarang. Bayangkan saja cuaca di luar sangatlah tidak menyenangkan.
Gempuran petir sedari tadi tidak berhenti bersahutan. Angin sangat lebat dan awan sangat tebal. Hujan juga tidak kunjung berhenti sejak tadi.
"Ladies and gentlemen, the Captain has turned on the fasten seat belt sign. We are now crossing a zone of turbulence. Please return your seats and keep your seat belts fastened. Thank you."
Sang Captain meminta para penumpang dan awak kabin mengencangkan sabuk pengamannya. Jantungku tidak bisa berdetak sewajarnya. Tapi aku juga tidak mau membuat pikiranku menjadi lebih berantakan karena panik.
Aku merasakan ada yang duduk disampingku. Kursi sebelahku kebetulan memang kosong. Karena yang menumpangi first class tidak terlalu ramai kami dibagi berjauhan agar privacy masing-masing tidak terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...