Hari ini aku mengambil flight paling pagi untuk kembali ke Malaysia. Tidak terasa akhirnya hari yang kunanti tiba juga.
Bawaanku cukup banyak mengingat aku masih harus bekerja walau melalui daring disana nantinya. Tentu saja aku akan menaiki pesawat perusahaan kakekku Magna Air.
"Good afternoon passengers. This is the pre-boarding announcement for flight 89B to Malaysia. We are now inviting those passengers with small children, and any passengers requiring special assistance, to begin boarding at this time. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will begin in approximately ten minutes. Thank you."
Suara pengumuman agar para penumpang segera menyiapkan boarding-pass dan bersiap untuk masuk ke pesawat sudah berkumandang.
"I need to go." Pamitku pada Kennard dan Dika. Keduanya yang mengantarkanku ke bandara.
"Take care." Ucap Dika lirih. Aku menatapnya iba dengan sedikit belas kasihku aku memeluknya sebagai ungkapan selamat tinggal dan terima kasih.
"Maaf nggak bisa balas kamu. Kamu orang yang baik Dik, suatu saat nanti ada wanita beruntung yang bisa dapetin kamu. Tapi bukan aku orangnya. Terima kasih udah bimbing dan bantu aku. Sehat dan sukses selalu ya, doaku menyertaimu." Aku berbisik padanya ditengah eratan kami berdua. Ini bukan pelukan seorang kekasih atau semacam romantisasi melainkan kasih tulus sebagai seorang sahabat yang saling menghormati.
Kami melepaskan eratan yang berlangsung cukup lama. Aku beralih menatap manik mata kakakku, Kennard dan membawanya ke dalam pelukanku.
"Aku bakal kangen banget sama kamu. Secepatnya kunjungi aku ya." Sial, air mataku tidak bisa terbendung. Banyak kisah manis dan pahit bersama Kennard meskipun dalam waktu yang sangat singkat. Tidak bisa dipungkiri ternyata kisah sederhana dan sementara bisa menghasilkan kenangan yang tidak mampu dibuang begitu saja.
"Secepatnya aku kesana ya, kamu tenang aja. Jaga diri baik-baik oke? Kalau ada apa-apa just call me immediately." Ucap Kennard lalu mengecup sayang puncak kepalaku.
Aku mengangguk. Dekapan kami terurai dan ini artinya aku harus segera pergi. Langkah kakiku melaju dengan pasti meski ada sedikit perih di hati.
Aku menuju counter check-in untuk memasukkan dua koper besarku ke bagasi. Bergegas secepat mungkin karena waktu sudah terlalu mepet.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...