"Ahmad"
Suara seorang wanita dengan jelas terdengar di kupingku. Ku Tengok kebelakang dan kudapati salah satu wanita yang kucintai, Bonda.
"Ya, Bonda" jawabku menghampirinya.
"Akhir - akhir ini kau jarang berbicara dengan Bonda. Ada apa nak?" Tanya Bonda
Aku diam tidak menjawab. Bingung juga harus menjawab apa. Semuanya serba salah. Aku tahu Bonda pasti sangat kesal denganku karena permasalahan yang sedang kuhadapi ini. Tapi, tidak dapat dipungkiri juga kalau seorang ibu mengkhawatirkan anaknya.
"Tidak ada apa - apa. Hanya tidak punya topik yang bisa dibahas saja" jawabku.
Bonda mengambil nafas besar dan mengeluarkannya dengan kasar. "Pernah tidak Bonda ceritakan hal ini padamu?"
"Tentang apa Bonda" tanyaku
"Tentang kisah cinta Bonda dan Ayah?"
"Belum"
Tangan Bonda menepuk sofanya mengisyaratkan untuk duduk disana. Aku Pun beranjak dan duduk di sisi kanannya.
"Saat itu kami tidak berpacaran karena tidak diperbolehkan. Hanya seperti teman dekat saja. Bonda dengar itu seperti kisahmu Ahmad. Hanya saja kalian tidak mampu menahan dan mengubah status."
"Bonda paham betul bagaimana rasanya mencintai seseorang terlalu dalam. Tapi kenyataanya tidak bisa seperti itu. Dahulu, sebelum pernikahan rasanya sangat tidak percaya bahwa lelaki yang Bonda kagumi dan cintai akan menjadi cintanya Bonda sampai mati. Mungkin, itu karena penantian yang panjang."
"Pacaran hanya akan menjerumuskanmu Ahmad kalau kau tidak berhati - hati. Hati - hati pun resikonya masih besar. Fitnah bisa tersebar dan itu hanya akan merugikan. Oleh karena itu Bonda tidak mau kau berpacaran. Dan tentang kau dekat dengan wanita..." bonda terdiam sejenak
"Perihal wanita ada apa Bonda?"
"Perihal wanita bukan Bonda melarangmu untuk dekat dengan wanita atau sampai melarangmu menikah. Bonda hanya tidak tega melihat anak Bonda harus dituduh dan difitnah yang bukan - bukan apalagi setelah kejadian dimasa lalu itu. Sakit hati Bonda membacanya. "
Aku mengangguk lalu dengan spontan memeluk Bonda. Sekarang aku paham mengapa Bonda bersikap protektif terutama padaku. Karena riwayat masalahku yang menjadi bulan-bulanan keluarga kami meskipun bukan aku yang sepenuhnya yang melakukannya.
Aku sadar kalau apa yang kulakukan dahulu adalah tindakan yang sangat gegabah. Bergelantung mempercayai orang tanpa memikirkan banyak hal yang mungkin bisa terjadi.
Dahulu aku takut tidak akan memiliki teman dan malah mendengarkan omongannya yang menjerumuskanku ke lubang setan. Seandainya dulu aku percaya pada diriku untuk sedikit percaya diri dan tidak takut kesepian pasti tidak akan terjadi seperti ini.
Lebih baik kau punya satu teman tapi berkualitas dibandingkan banyak tetapi racun semua. Satu teman lebih dari cukup tetapi satu musuh sangat lebih dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fiksi Penggemar[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...