The 1975 - The Sound
Well I know when you're around 'cause I know the sound,
I know the sound, of your heartAku membuntutinya dari belakang karena ia berjalan sangatlah cepat. Aku seperti bodyguard merangkap babu karena disuruh ambil ini dan itu.
"Kau butuh ini untuk apa?" Tanyaku yang menaruh spatula yang ia berikan
"Kemarin saya lihat di apartemenmu masih terbatas peralatan masaknya" ucap Ahmad sambil memilih milih lagi
"Hitam atau pink?" Tanyanya
"Aku tidak suka pink" jawabku
"Lalu sukanya apa?" Tanyanya
"Karena pilihanmu hitam dan pink akan kupilih hitam. Tapi warna kesukaanku biru" jawabku. Sebentar, untuk apa aku bilang warna kesukaanku apa.
"Baiklah, biru saja" ucapnya mengembalikan spatula hitam dan pink lalu menggantinya dengan warna biru
"Kenapa kau melakukan ini? Aku bisa beli sendiri" tanyaku sambil terus membuntutinya sambil mendorong troli ku
"Karena kau akan sering masak untuk saya. Jadi lebih baik beli saja barang barang yang kau butuhkan sesuai yang kau suka"
Punya hati juga ini orang ternyata kirain cuma nyebelin doang.
"Tapi kalau kau beli banyak juga tidak muat di apartemenku" ujarku yang membuatnya terhenti dan berbalik badan membuatku menghentikan troli mendadak.
"Siapa bilang ini semua akan ditaruh di dapurmu. Ini akan ditaruh di apartemenku. Cepat atau lambat kau harus pindah kesana" ucapnya
Hah? Untuk apa. Aku menganga
"Maksudmu?" Tanyaku
"Tidak boleh ada yang tahu saya bersama kau. Makanya saya memintamu untuk memakai masker sekarang" jawabnya. Benar, kami berdua memakai masker dan tidak ada yang memandangi kami karena identitas kami tertutup rapat dibalik masker
"Maksudmu apa? Kemarin di kampus juga banyak yang melihat" aku benar benar tidak paham pada manusia ini
"Kalau kampus mereka akan berpikiran kalau kita berteman karena satu jurusan dan kelas. Kalau diluar mereka akan berpikir yang macam macam. Saya tidak boleh dekat dengan wanita agar tidak terjadi skandal" jelasnya padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ROYAL (BAD) BOY
Fiksi Penggemar[FOLLOW SEBELUM MEMBACA YAA] Kehidupan yang tidak ada tantangannya adalah hal paling membosankan. apalagi jiwa yang sepi ini karena hidup sendirian. memang benar materi tidak sepenuhnya membantu mengisi ruang bahagia. Bisakah dua orang asing yang b...