59 Untuk Kesekian Kalinya (END)

530 15 8
                                    

Helo,
DIMOHON BACA PELAN-PELAN

DAN BACA NOTE DI AKHIR CERITA, PENTING!!!

😭😭😭😭😭

✨Quotes Of The Day✨, is : " Ketika kita melangkah untuk jatuh hati, maka kita harus sedia patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Quotes Of The Day✨, is :
" Ketika kita melangkah untuk jatuh hati, maka kita harus sedia patah hati."
💜

💜

💜

💜

💜

💜

💜

💜

Happy READING
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
______________________________________________

Setelah keberangkatan Angga menggunakan pesawat menuju negera yang ia tuju untuk menempuh pendidikannya, Gani pulang bersama Leon. Ternyata, orang seperti Angga, yang suka bolos, suka bikin onar, bisa-bisanya keterima di universitas di luar negeri. Heran aja gitu ya. Gani pun heran.

"LEON!" teriak Gani sambil menepuk keras lengan Leon. Sedangkan yang ditepuk hanya terkekeh.

Mana bisa Leon menciumnya tiba-tiba di tempat umum, di parkiran lagi. Setibanya mereka di parkiran lebih tepatnya saat Angga sudah pergi, mereka berniat untuk pulang. Memang harus pulang sih, bukan niat lagi. Lupakan.

Leon yang merasa gemas dengan Gani yang sedari tadi hanya melamun. Leon tahu betul, gadisnya itu pasti masih belum bisa melepas Angga. Buktinya mata Gani masih aja terlihat sendu dan sedih. Membuat Leon mendapat ide jailnya untuk mencium kening Gani tiba-tiba membuat Gani terkejut.

"Udah gak usah sedih. Ayo cepet, mau pulang atau jalan dulu?" Tanyanya pada Gani.

Gani memiringkan kepalanya berpikir. Tanpa aba-aba lagi, Leon dengan sigap memasangkan helm ke kepala Gani. Gani masih diam tak merespon apapun.

"Udah uwu belum ini. Katanya mau yang uwu-uwu." Ucap Leon sambil membenarkan rambut Gani agar tak menghalangi wajah cantiknya.

Ck, baru peka, batin Gani.

"Dahlah ayo naik." Leon membiarkan Gani mematung diri. Leon yang sedang memasangkan helmnya mengernyit menatap Gani yang masih saja diam tak mau ikut naik ke motor.

Gani menatap Leon datar. Cowoknya itu memang terkadang membuat dirinya hampir saja jantungan. Tiba-tiba romantis, tiba-tiba dingin, ketus. Dan barusan tak ada angin tak ada hujan, Leon mendadak mencoba uwu seperti orang lain.

Gani tersenyum tipis. Walaupun Leon terkadang menyebalkan, tapi ia tetap sayang. Tidak ada yang boleh merebut Leon darinya.

"Ck! Kapan mau berangkat, hm?" Ucap Leon bersiap untuk menyalakan motornya.

Gani terkekeh kecil. Ia tak tau jika Leon menunggunya. Sampai-sampai berdecak seperti itu. Gani menaikki motor Leon, lalu berpegangan pada perut kotak Leon, dan membisikan sebuah kalimat tepat di samping telinga Leon.

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang