32 Es Batu dan Lemari Es

190 10 0
                                    

🌃💜🌃✨🌜

😅Tauk apaan ya

.

.

.

.

.
Happy reading
_________________

Sudah hampir satu minggu Gani berjalan dengan pincang. Lukanya sekarang sudah membaik. Sudah tak sebasah kemarin-kemarin. Hanya saja jika Gani terjatuh lagi, bisa jadi luka itu akan kembali terbuka.

Seperti pagi ini, Gani merasakan sakit akibat luka yang ada. Namun, luka kali ini berbeda dengan luka dapat dilihat secara langsung.

Sudah beberapa hari ini semenjak ia bermasalah dengan Mita, ia merasa bukan hanya luka di lututnya yang masih sakit. Tapi luka di hatinya kembali sakit. Mendengar berbagai omongan dari Mommynya yang tiba-tiba memarahinya.

Semua tentang kejadian dimana dirinya menolong Milla dan menampar Mita, Mommy dan Daddy nya sudah tau. Dan kali ini Mommynya sangat marah karena mengetahui anak gadisnya yang menampar Mita.

Jika Gani bisa menjelaskan dan menceritakan semuanya, ia akan selamat dari amarah Mommynya. Tapi masalahnya, Gani tak bisa berkutip. Hatinya sakit melihat Mommynya lebih marah kepada dirinya yang tak salah apa-apa dibanding dengan Mita.

Ya, Mita memang dalam hal apapun akan menang. Jelas, ia anak kepala sekolah. Tidak ada bisa melawan anak kepala sekolah disini. Yang ada ia harus siap menerima resikonya

“Mommy gak pernah ngajarin anak Mommy jadi anak yang penuh kekerasan.” Ucap Mommy Gani penuh amarah.

Sekarang mereka semua sedang berkumpul di rumah. Mommy dan Daddynya terpaksa menunda kerjaanya terlebih dahulu karena mendapat laporan atas sikap Gani.

“Mom- Gani cuma pengen bantuin temen Gani aja waktu itu.” Lirih Gani yang tengah duduk di depan Mommynya.

Ia juga berpikir keras. Kenapa ia merasa seperti menjadi pelaku pembulian disini.

“Mom gak peduli apa alasan kamu. Dan kamu tau kan siapa yang kamu tampar?” Tanya Mommy.

“Mom, udah- udah kasian Gani. Dia juga disini di lukai sama Mita kan.” Daddy Gani mencoba menenangkan istrinya agar tak berlebihan. Ia tau jika soal seperti ini, Mommy Gani tak akan bisa diam.

“Gak bisa. Kalaupun Gani juga mendapat lukanya juga, tapi kelakuan Gani juga membuat Mom terluka. Bisa gak, kamu kalau mau tolongin temen, gak usah kamu balas kekerasan juga, Hah?!” Emosi Mommy.

Gani dan Rio menatap Mommynya melongo. Ia tak percaya Mommynya benar-benar berlebihan.

“Mom... Apa salah jika kita juga melakukan apa yang mereka lakukan ke kita?” Tanya Gani berani. Jujur, ia sudah di ambang lemahnya. Sedikit lagi saja, air matanya akan keluar.

“Tapi kamu salah orang Gani.” Celetuk Mommy membuat Gani bingung. Kenapa juga ia harus salah orang?

“Untuk pertama kalinya buat Mommy mendapat laporan seperti ini dari sekolahan kamu. Mommy tau betul, anak Mom gak gitu mainnya. Tapi untuk sekarang, Mom marah sama kamu. Seharusnya dengan kamu hidup sendiri gak ada siapa-siapa di rumah, kamu mengerti bagaimana kamu harus menyikapi orang di luaran sana. Dan kamu harus ingat mereka yang kuat akan tetap menganggap orang di bawahnya lemah.” Tegas Mommy.

“Mom. Mom tau gak sih, apa yang Mom lakuin ini berlebihan buat Gani?” Untuk pertama kalinya suara Rio keluar. Ia sedikit terbebani atas ucapan Mommynya.

“Kenapa? Bukankah kamu juga kaya gitu Rio. Kamu juga terbiasa hidup sendiri, terus kamu bisa jadi dewasa. Lalu kenapa tidak bisa bagi Gani?”

“Gani gak-“

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang