Gaes,
Maaf, sengaja kemarin gak update
Gak lupa, cuman males aja ha ha ha✨Quotes Of The Day✨, is :
"?"
(Isi sendiri aja, ini otak males mikir kata-kata).
.
.
.
.
.
.
Happy reading
_______________________________________________
💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋
_______________________________________________Selepas ke pulangannya dari rumah sakit, Leon dengan emosi yang masih tak terkendali melajukan mobilnya ke tempat di mana pelaku tersebut ada. Membawa Gani yang merasakan jantungnya mau copot karena Leon mengendarai begitu cepat.
Sebenarnya ada rasa sakit di hati Gani melihat Leon semarah ini mengetahui Vio yang sudah menjadi mantannya itu meninggal dengan berbagai cara yang menyedihkan. Namun, sebisa mungkin Gani mencoba untuk tetap tak egois menerima Leon yang seperti ini.
Mereka telah sampai di mansion yang lumayan jauh dari rumah sakit. Tempat yang pernah membuat Gani ketakutan.
Leon dengan tergesa-gesa memasuki monsion tersebut tanpa peduli ada orang atau tidak. Gani pun juga keluar menemani Leon. Dirinya sudah seperti buntut saja yang selalu mengekori kemana Leon pergi. Gani hanya takut Leon tak bisa mengontrol emosinya.
"Dimana pengecut itu?!" Seru serta bentak Leon pada Ben yang juga sedang berjalan keluar menemui Leon yang tiba-tiba datang.
"Siapa yang lo maksud hah?" Tanya balik Ben tanpa tau apa tujuan Leon ke tempat ini.
Bugh.
Gani melototkan matanya menatap Leon tanpa basa basi langsung menghantam pipi kiri Ben hingga cowok tersebut jatuh karena belum sipa menerima bogeman Leon.
"Dimana Ozi?" Leon mengepalkan kedua tanganya hingga kuku jarinya memutih. Sungguh Leon mengerikan sekali di hadapan Gani sekarang.
Ben mengusap pipi kirinya yang baru saja terkena hantaman Leon. Lalu berdiri kembali, menatap Leon dan tak lama terkekeh. "Lo ngapain nyari Ozi?"
"Gak usah pura-pura bego. Gue tau apa yang Ozi sembunyiin dan lo semua pasti tau apa itu." Seru Leon.
Ben terdiam memikirkan maksud perkataan Leon, "Lo tau? Tau apaan emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, My Cold Man (END)
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU AJA😉 Ternyata seperti ini rasanya, sakit yang teramat hanya karena salah mencemburukan orang lain. Leon menatap tangan Gani yang mengarah kapadanya. Lalu menatap Gani yang masih menampilkan senyum manisnya. Leon benci ini. Kenapa Gani t...