22 Tuntas

216 7 0
                                    

Ehee 😅 baru update say

Sengaja saya tidak buat jadwal update, karena saya takut saya melanggar janji saya sendiri ehee😁

Maaf yo...

Yuk baca dan beri vote buat lemburan saya, jika ada yang kurang bisa komen aja ya, nanti saya respon.😂

.

.

.

.

.

.

Happy Reading, sayang.

___________________________

Suasana kembali hening. Gani bingung harus apa. Bahkan ia sudah mengatakan kalau dirinya kesini sendirian dan berbohong dengan niat menemani Ilyas. Apa harus Gani mengatakan bahwa dirinya sedang menjadi babu hari ini.

“Leon!” Ucap Gani.

“Gue haus, Gani.” Ujar Leon sambil mengadahkan tangannya meminta air minum. Leon tak berbohong kali ini. Ia memang merasa haus dari tadi setelah pertandingan selesai ia juga belum minum.

“Lu bisa beli sendiri.”

Kali ini Gani menatap Ilyas. Tampak Ilyas sedang mencoba mengusir Leon agar tidak mengganggunya.

Leon menaikan alis sebelah.

“Gak perlu. Udah ada dia. Gue tinggal minta dan dia turutin.”

Gani kembali menoleh menatap Leon tidak percaya. Gani benar-benar di buat jadi babu beneran disini.

“Dia bukan babu elu.”

Gani tak bisa menatapnya kali ini.
‘Gue emang babunya untuk hari ini.’

Leon melirik Gani yang hanya menunduk. Terselip rasa iba. Tak mungkin juga ia mengatakan kalau Gani menjadi babunya, bukan, Leon menjadikan Gani hari ini sebagai Asisten.

“Bukan urusan lo.” Ucap Leon lalu mengambil tangan Gani untuk ikut bersamanya. Leon tidak akan membiarkan Gani pergi bersama Ilyas. Dan itu tidak akan pernah.

Gani hanya bisa mengikuti langkah kaki Leon yang menjauh dari Ilyas. Tanpa melirik Ilyas lebih dulu, karena ia merasa bersalah. Padahal ia sudah berjanji kepada Ilyas terlebih dulu bahwa ia akan berusaha untuk menemaninya tanding. Tapi kenyataannya berbeda.

Gani meronta meminta melepaskan tangannya.

“Apa apaan sih.” Sinis Gani tak suka.

“Ngapain sama Ilyas. Lupa lu sama tantangan yang lu terima.”

“Biasa aja dong. Lagian gue juga gak sengaja ketemu dia. Kenapa? Gak suka banget lu.” Ujar Gani kesal .

Tatapan Leon melembut menatap gadis di depannya ini. Entah ada sesuatu dalam dirinya hingga ia tidak bisa membiarkan gadis tersebut pergi. Perasaan Leon masih abu-abu. Leon butuh kepastian terhadap perasaanya sendiri.

“Emang.” Jawab Leon singkat.

Gani sontak menatap Leon dengan kerutan di dahinya.

“A-apanya yang emang?”

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang