16 Game

237 5 0
                                    

KETEMU LAGI NIH...

Sambil dengerin lagu BOL4 - Some

LANGSUNG AJA YUKKK. KAGAK USAH BANYAK OMONG... CAPEK JUGA gak ada yang ngerespon huhuhu.😢👉👈

.

.

.

.
Happy Reading>>>

__________________

Kali ini Gani dengan malasnya mengikuti kemauan Milla. Dirinya tidak diperbolehkan pulang terlebih dahulu sebelum menemaninya entah apa yang di lakukannya di sana. Terlihat Milla berdiri jauh dari Gani yang sedang duduk di bangku lapangan.

Gadis berkucir satu itu menatap punggung Milla dan sesekali menghela napas pendek. Sekitarnya sudah ada siswa yang berkumpul untuk melakukan ekstrakulikuler basket. Gani sedikit mengalihkan pandangannya pada sang ketua basket yang dulunya ia tempati.

Setelah dirasa sudah selesai Milla kembali lagi menemui Gani. Milla tahu, pasti Gani sekarang merasa jengah. Ia sedikit demi sedikit mulai mengenal sikap Gani. Bukan berarti sikap Gani yang dingin ia tidak peduli, hanya saja cara yang di lakukan berbeda dari yang lain.

“Udah?” Tanya Gani saat melihat Milla yang tersenyum di depannya.

Milla mengangguk.
“Lu mau nemenin gue ke rumahnya Kak Rey gak?”

Gani yang barusaja bangkit dari duduknya langsung menatap Milla datar. Ia sudah sangat ingin rebahan di rumah kali ini. Hari ini melelahkan bagi Gani.

Please!! Cuma mau nganterin ini kok setelah itu gue anterin lu pulang.” Gani menatap sebuah kertas, entah apa itu di tangan Milla. Sepertinya berkas yang harus di berikan kepada pemiliknya.

“Ya ya ya? Gue gak tau lagi mau sama siapa. Gue gak berani sendirian ke rumah Kak Rey. Cuma elu yang kayanya gak ada takut-takutnya sama Kak Rey.”

Yang dikatakan Milla memang betul. Mungkin hanya Gani yang selalu menantang Rey, kakak kelasnya itu. Selama ini semua siswi hanya bisa meleleh jika sudah berhadapan dengan Rey.

Ditambah mereka pasti akan bertemu dengan Leon, bisa di artikan mereka yang mendekati Rey akan merasa terbang dan takut secara bersamaan. Takut akan tatapan Leon yang selalu menatap tajam ke siapapun.

Tapi, apakah Leon juga akan berada di rumah Rey? Gani tidak tahu. Entah kenapa Gani merasa ingin orang itu berada disana. Gani menggelengkan kepalanya membuang pemikiran konyol itu. Barusan dirinya ingin melihat wajah datar bin dingin itu? Oh tidak, Gani harus gengsi.

“Gan... Gani.” Panggilan Milla berhasil memecahkan lamunannya.

“Kok malah ngelamun. Mau yah?” Tanya Milla sekali lagi.

“Hm.” Gumam Gani.

Milla terbinar mendengar jawaban Gani walau hanya deheman singkat saja. Tapi artinya Gani mau ikut kan.

“Ya udah yuk kita ke depan cari taxi.” Ajak Milla pada Gani.

Sekarang mereka berada di sebuah taxi. Supir taxinya menatap kedua gadis dengan tatapan yang sulit diartikan. Melihat gadis dengan rambut yang di gerai dan pita di sebelahnya menampilkan wajah manisnya senyum di bibirnya masih tercetak. Sedangkan di sebelahnya gadis dengan penampilan sederhana, menampilakan wajah datar dingin dan tak ada senyuman di bibirnya.

Benar-benar dua orang yang berbeda kepribadian.

“Kenapa, pak?” Tanya Milla mengetahui jika pak supir dari tadi selalu memperhatikannya.

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang