29 Tanding

189 8 0
                                    

🤗🤗🤗

Harusnya kemarin up, tapi ada masalah sama hp jadi upnya sekarang

.

.

.

.

.

.

.

Happy reading

_________________

Gani memasuki rumahnya setelah Leon mengantarnya pulang sampai depan rumahnya. Mengucapkan salam sebelum menutup pintu depan. Matanya menatap Rio yang baru saja keluar dari kamarnya hanya dengan mengenakan boxer rumahannya.

Sudah biasa bagi Gani menatap Abangnya yang hanya mengenakan boxer saja.

Rio menuruni tangga menghampiri Gani yang pulang sekolah langsung menuju dapur. Melihat makanan yang baru saja Gani letakan di meja makan.

Gani memang sebelum benar-benar sampai di rumah. Leon menawarkan makanan yang dijual di pinggir jalan. Kebetulan saat itu perut Gani terasa lapar, Gani mengikuti Leon untuk membeli seblak.

Leon juga menawarkan untuk makan di tempat itu saja. Tapi mengingat Rio juga ada di rumah, Gani menolaknya.

Seblak makanan yang tidak terlalu Gani sukai. Entah kenapa, menurutnya susah dan lama menunggu makanan tersebut untuk dingin agar mudah memakannya.

“Buat gue mana?” Tanya Rio.

Gani yang meletakan dua mangkok untuk sebalknya. “Itu di plastik.” Ujar Gani.

“Asek ada makanan. Laper bet gue.”

Gani hanya menatap sinis Rio.

Setelah menuangkan seblaknya ke dalam mangkok, sambil menunggu tak terlalu panas, Gani pergi sebentar ke kamar hanya untuk bersih-bersih sepulang sekolah.

“Pulang sama siapa?” Tanya Rio saat melihat Gani sudah kembali dengan pakaian santainya.

Gani memilih duduk di depan Rio. “Sama Leon.”

Rio menghentikan suapannya yang hampir masuk ke mulut. “Cowok yang tadi pagi itu?”

Gani mengangguk sambil terus memakan seblaknya yang pedas.

“Kenapa gak sama Angga?”

Gani menatap Rio yang menatapnya.

“Ilang orangnya.” Gani menjawab setelah beberapa detik terdiam.

“Ngaco lu!” Timpal Rio.

Gani menaikan bahunya acuh. Yang dikatanya memang benar. Entah sejak kapan, Angga sekarang jarang ada saat pulang sekolah. Sekalinya bertemu itu pun Gani melihat Angga sedang bersama gengnya.

“Gani, lu gak ada rasa gitu sama Angga?”

“Rasa?” Gani membeo.

“Iya. Masa lu gak suka sih sama Angga. Kalian kan udah lama berengan terus.” Ujar Rio.

Gani bingung, ia sama sekali merasa tidak ada rasa apa-apa kepada Angga. Baginya, Angga ada di posisi tertentu dalam hatinya. Dan itu hanya bisa Gani katakan sebagai sahabat tak lebih. Iya Gani merasa itu yang benar.

“Gak ada.” Ucap Gani jujur lalu melanjutkan makannya.

“Atau lu suka sama Leon?”

Aduh pertanyaan apa lagi sih ini. Aneh-aneh tau gak. Gani jadi bertambah bingung.

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang