25 Ini Takdirnya

195 10 0
                                    

Sebelumnya saya minta maaf baru bisa up🙏

Akhir-akhir ini, ide susah buat dicari. Harus nunggu mood dulu baru bisa.

Ada yang nunggu ya? Siapa? 🙋

Yuk Comment Vote dan Sharenya ya

Mulai, Go!

👇di bawah Guys. Buat Hiburan aja yah. Jangan dibikin serius deh kali ini 😂

.

.

.

.

.

Happy Reading~

_______________

Hari mulai gelap. Sudah sekitar satu jam Gani mendengarkan cerita Milla. Yang intinya Milla di tembak Rey saat di jam pulang sekolah.

Sampai disini, Gani sudah paham arti tembak yang di maksud oleh Milla. Reaksi Milla saat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Jadi, Gani sebenarnya paham makna tembak yang di katakan Milla. Namun, saat itu Milla mengatakannya dengan suara terisak dan melihat wajahnya memerah. Membuat Gani berpikir bahwa ada yang terjadi pada Milla.

Hal tersebut sudah di jelaskan oleh Milla. Bahwasannya memang Milla menelpon Gani saat hidungnya mengeluarkan ingusnya. Karena memang Milla kalau sudah kebawa senang, hal pertama yang terjadi ingusnya yang keluar dari hidungnya bahkan sampai wajahnya seperti habis menangis.

Gani menghela napas saat mendengar jelasan tersebut.

Sekarang Gani sedang di perjalanan ke rumah dengan diantar oleh Leon. Cowok tersebut menunggunya dengan setia di rumah Gani. Hanya dengan minuman dan game di ponselnya. Cowok tersebut akan setia menunggu kapanpun. Mungkin juga salah satunya karena Gani.

Sudah hampir maghrib. Jika waktu masih banyak, pasti Leon akan mengajak Gani makan terlebih dahulu. Namun, dilihat Gani sepertinya sudah lelah dan masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Jadi?" Tanya Leon melirik Gani di kaca spionnya. Terlihat wajah Gani yang terkejut mendapat pertanyaan dadakan darinya.

"Apanya?" Tanya balik Gani. Pasalnya Leon menanyakan hal yang ambigu di pikirannya.

"Di tembak siapa?"

"Oh. Di tembak Rey." Jawab Gani spontan tanpa tahu apa yang salah dengan ucapannya.

"Rey?"

'Rey?' Mata Gani melotot saat menyadari ia sudah membocorkannya pada Leon. Dengan menggaruk pipinya yang tak gatal, Gani berpikir mencari alasan. Ia juga sudah berjanji pada Milla agar tidak menceritakannya pada siapa-siapa apalagi dengan teman Rey.

Dan barusan Gani menceritakannya? Tidak, ini baru menjawabnya. Leon tidak tau bagaimana ceritanya. Tapi sama saja ia sudah membeberkannya. Gani merutuki mulutnya.

"Iya Rey. Ta-tapi bukan Rey teman lu ya. Emang yang namanya Rey cuma dia doang. Dan lu diam aja soal ini." Alibi Gani.

Leon tersenyum kecil di balik helmnya.

"Jadi di tembak Rey?" Gumam Leon yang tak dapat di dengar oleh Gani.

"Hah? Iya kan, lu percaya kan sama gue? Bukan Rey itu yang nembak Milla."

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang